Untuk Info LM: (021) 4586-3943, (021) 4586-3945
Untuk Info Valas: (021) 4586-3788, (021) 4586-3789
Survei Bloomberg terbaru mengungkapkan bahwa emas dianggap sebagai aset lindung nilai terbaik jika Donald Trump memenangkan pemilihan presiden AS November mendatang. Mayoritas responden meyakini kebijakan Trump akan melemahkan dolar AS dan mendorong kenaikan harga emas.
Dari 480 responden yang disurvei, lebih dari 60% memproyeksikan pelemahan dolar jika Trump kembali menjabat sebagai presiden. Sejarah mendukung pandangan ini, mengingat selama masa jabatan Trump sebelumnya, dolar turun lebih dari 10% sementara harga emas spot menguat lebih dari 50%.
Gregory Shearer, analis JPMorgan Chase, menekankan bahwa emas berada dalam posisi ideal untuk reli, didorong oleh ketegangan geopolitik, defisit yang membengkak, diversifikasi cadangan bank sentral, dan lindung nilai terhadap inflasi tinggi. Faktor-faktor ini diperkirakan akan bertahan terlepas dari hasil pemilihan, namun bisa lebih intens dalam skenario "Trump 2.0" atau "gelombang merah".
Survei juga mengungkapkan bahwa dua pertiga responden percaya kepresidenan Trump kedua akan merusak status dolar sebagai mata uang cadangan dunia. Namun, beberapa responden melihat pelemahan dolar sebagai tren yang tak terelakkan, terlepas dari siapa yang memenangkan pemilihan.
Meskipun dolar AS dan obligasi pemerintah secara tradisional dianggap sebagai aset safe haven selama gejolak geopolitik, hasil survei menunjukkan bahwa greenback mungkin tidak akan mendapat manfaat dari volatilitas politik domestik AS kali ini.
Survei MLIV Pulse ini dilakukan pada 22-26 Juli, melibatkan manajer portofolio, ekonom, dan investor ritel melalui terminal Bloomberg News dan pembaca online.
Sumber : KitcoNews