Untuk Info LM: (021) 4586-3943, (021) 4586-3945 Untuk Info Valas: (021) 4586-3788, (021) 4586-3789
Untuk Info LM: (021) 4586-3943, (021) 4586-3945 Untuk Info Valas: (021) 4586-3788, (021) 4586-3789
"Harga emas akan melewati harga $2,000 per troy ounce pada akhir tahun, oleh karena itu para investor tidak perlu khawatir akan koreksi harga dalam jangka pendek.” menurut salah satu fund manager.
Dalam interview dengan Kitco News, Adrian Day CEO dari Adrian Day Asset Management mengatakan bahwa ia optimis terhadap harga emas, karena US Dollar mulai memasuki fase down trend yang cukup panjang di karenakan kebijakan Federal Reserve yang begitu linggar.
Adrian menambahkan, akan mustahil untuk bank sentral Amerika mengembalikan kucuran dana yang sudah di masukan ke dalam pasar keuangan demi menyelamatkan ekonomi yang sedang terpuruk akibat Covid-19. Tidak hanya itu, kondisi pasar keuangan sekarang terlena dengan stimulus yang di berikan the Fed sehingga pasar membutuhkan stimulus tambahan agar kembali mendorong majunya pasar modal.
Seiring dengan naiknya harga emas, industri yang akan ikut naik adalah industri pertambangan. Walaupun belakangan ini terjadi kenaikan harga yang cukup tinggi, tetapi Adrian melihat bahwa harga dari saham-saham pertambangan masih undervalued. Hal ini di tunjukan dengan pada saat harga emas menembus harga tertinggi sepanjang sejarah, saham-saham pertambangan masih jauh dibandingkan dengan kenaikan harga yang terjadi pada 2011.
“Hanya persoalan waktu untuk harga Saham pertambangan mengejar harga emas. walaupun harganya tidak serendah 6 bulan lalu, tetapi valuasi yang terjadi sekarang ini masih dibawah harga wajarnya."
Sumber : Neils Christensen / Kitco News
Prospek emas pada bulan Oktober menurun hingga $1,677 sebelum membaik. Emas menurun sejumlah 2.19% hingga $1,722; prospek perak bulan Oktober menurun 3.5% hingga $23,74; dan prospek platinum berkurang sebesar 1,24% hingga $960 pada bulan Oktober.
Credit Suisse, Sebuah bank yang bergerak di bidang investasi memberi peringatan bagi para investor pada senin ini mengenai kerapuhan harga emas mengingat suku bunga US Treasury dan pulihnya mata uang US Dollar.
Harga emas di prediksi menguat di tengah ancaman inflasi global. Namun, investor juga masih memantau peluang kenaikan suku bunga acuan obligasi Amerika yang berpotensi menjadi penghalang bagi harga emas.
Emas mengalami kesulitan untuk bisa menembus harga $1.800 per oz. Chantelle Schieven, kepala peneliti di Murenbeeld &Co memberi peringatan bagi para investor mengenai harga emas. Menurutnya, emas tidak akan menyentuh harga $1.900 per oz paling tidak hingga tahun depan.
Kenaikan harga emas yang terjadi sejak November tahun lalu mendakan adanya perubahan sentimen pasar dan mebuat emas memasuki babak baru.
Harga Emas mengalami penurunan terbesar sejak 2 bulan terakhir, seiring dengan kenaikan mata uang dolar Amerika Serikat.
Meskipun performa emas terbilang stagnan di 2022, emas memiliki potensi di masa depan yang cukup baik
Harga emas kembali berada di atas $1.700 setelah mengalami koreksi terburuk selama kuartal ini. Terlihat bahwa para investor mengambil kesempatan untuk membeli emas dalam jumlah yang besar
Angka tingkat inflasi Amerika bulan Juni akan menjadi faktor pendukung utama yang dibutuhkan emas untuk bisa kembali melanjutkan kenaikan harganya.
Data CPI bulan Juni yang akan di rilis hari Selasa ini dan konsensus prediksi dari para analis mengatakan bahwa angka yang akan terlihat adalah sekitar 5% sedangkan rata-rata tingkat inflasi adalah meningkat sekitar 4% untuk pertama kalinya semenjak 1991.
Testimoni Jerome Powell, Direktur the Fed menunjukan bahwa kondisi ekonomi akan mengalami pelemahan secara besar-besaran dengan adanya pelemahan tingkat GDP ditambah dengan terus meningkatnya suku bunga akan memperparah kondisi ekonomi kedepannya.
Harga emas telah menembus titik support kritisnya, namun menurut Alain Corbain (Portfolio Manager dari Finance SA). Potensi harga emas turun sudah semakin menipis karena harga sekarang sudah terdiskon cukup dalam.
Harga emas bertahan di area level terendahnya selama tiga bulan terakhir
Setelah mengalami kenaikan harga sebanyak 2 kali lipat dari tahun 2015, harga emas sekarang ini berada di teritori harga yang "premium".
Apa yang pasar emas lakukan selama 2 minggu kedepan akan menjadi hal yang kritikal untuk menentukan arah emas di akhir tahun ini.
Setelah menurun tajam selama 3 bulan terakhir, harga emas mulai melihat adanya momentum untuk menguat, terutama setelah adanya pelemahan kondisi ekonomi Amerika dalam 2 kuartal terakhir.
Harga emas memasuki area yang cukup berbahaya setelah menembus angka $1.850 per oz. Pergerakan harga ini membuat para pelaku pasar akan mengambil keputusan yang lebih defensif seiring dengan ketidakpastian dari the Fed yang terlus berlanjut.
Semakin banyak sentimen yang mendukung kenaikan harga emas saat ini. Beberapa sentimen yang mendukung kenaikan harga emas adalah kekacauan yang sedang terjadi sekarang di pasar saham Amerika, dimana para retail berjuang melawan para hedge funds di pasar saham Amerika.
Laporan CPI meningkat sebesar 7% pada Desember 2020, tertinggi sejak tahun 1982. Data ini di rilis di Amerika pada hari Rabu kemarin.
Setelah beberapa pembelian berskala besar oleh negara Polandia dan Hungaria, kini Eropa Tengah dan Eropa Timur mulai mengakumulasi emas dengan jumlah besar. Kedua wilayah ini telah membeli sebesar 17% dari pembelian total bank sentral global selama 3 tahun terakhir. Data ini di ungkapkan oleh World Gold Council.
Harga emas meningkat $8.6 per oz dan menjadi di perdagangkan di angka $1.931,8 per oz sedangkan perak diperdagangkan di angka $23.48 setelah menguat sebanyak $0.145 per oz.
Tingkat inflasi semakin meningkat seiring dengan longgarnya kebijakan moneter dan stimulus ekonomi yang terus di berikan oleh pemerintah, namun kenaikan tingkat inflasi ini belum tercerminkan dengna meningkatnya harga komoditas emas yang belum kembali menyentuh harga $1.900 per oz sejak Januari 2021 ini.
Harga emas dan perak mengalami pembalikan arah trend, dimana kedua logam mulia ini sempat mengalami tekanan pada minggu lalu. Salah satu kesalahan terbesar para investor adalah mereka terlalu emosional ketika memengambil keputusan pada saat kondisi tidak baik.
Harga Emas mengalami penurunan setelah presiden Amerika Donald Trump memutuskan untuk membatalkan pembicaraan mengenai penyaluran stimulus ekonomi dengan partai demokrat sampai pemilu selesai.
Harga emas diprediksi mampu menembus area netral yaitu harga kisaran $1.950 per oz. Para analis menilai harga emas sekarang berada pada poisis yang baik jika sentimen pasar berubah.
Harga emas internasional meningkat di dekat level terendah selama empat minggu terakhir pada perdagangan Selasa hari ini.
Pembelian emas yang dilakukan bank sentral telah menembus rekor tertinggi pada kuartal terakhir. Laporan ini di keluarkan oleh World Gold Council. Di tengah tingginya pembelian emas kuartala lalu, para pembeli tertinggi tidak dapat di ketahui identitasnya.
Pasar Emas sedang diperdagangkan di harga terendah hariannya setelah sektor servis di Amerika tidak sesuai dengan ekspektasi para analis. Para analis memprediksi bahwa sektor servis yang terangkum dalam data ISM akan mengalami stagnan setelah sempat melemah dalam bulan Desember.
Pasar emas sedang stabil, menguji resistensi sedikit di bawah $1,800 per ons dengan inflasi yang sedikit mereda pada bulan Juli.
Harga emas bisa terkoreksi hingga berada di bawah angka $1.800an per oz seiring dengan sentimen negatif yang berada di para pelaku pasar.
Bitcoin telah menyentuh angka $50,000 untuk pertama kalinya sejak bulan Mei, mencapai prediksi nilai tertinggi, dengan momentum peningkatan yang dialami bitcoin.
Harga emas di perdagangkan menguat dan berhasil menembus angka $1.750 per oz setelah the Fed memberikan signal untuk memperlambat kenaikan suku bunga hingga akhir tahun ini.
Emas dan Perak tidak mengalami perubahan harga yang signifikan pada perdagangan hari ini. Para pelaku pasar masih tidak dapat menentukan apa yang akan terjadi kedepannya setelah adanya ketegangan di China akibat demonstrasi besar-besaran yang melibatkan zero covid policy mereka.
Pasar emas sedang mengalami koreksi setelah sempat turun cukup banyak dalam beberapa waktu ini. Harga emas sekarang sedang menguat ke angka kisaran $1.650 per oz dimana harga ini merupakan harga netral bagi para investor.
Pasar emas mempertahankan kenaikan dan turun dari tertinggi sesi bahkan ketika konstruksi di sektor perumahan AS meningkat pada bulan Agustus.
Harga emas terus mengalami tekanan di kisaran $1.900an per oz, namun untuk jangka waktu yang panjang, emas masih memiliki banyak nilai di dalam dunia investasi dan hanya tinggal menunggu waktu bagi emas dan perak untuk melanjutkan penguatannya seiring dengan sentimen para investor untuk memilih emas sebagai instrumen pelindung aset mereka dari resesi tahun ini.
Harga emas sendang mengalami kondisi relatif stabil ditengah data ekonomi Amerika yang menunjukan performa dibawah angka ekspektasi terutama dalam sektor manufaktur dan sektor jasa.
Investor kembali menjual aset-aset berimbal balik rendah seperti emas, dan mengalihkan investasi mereka ke aset-aset yang lebih beresiko tinggi seperti saham Tesla dan Bitcoin.
Deutcshe Bank, institusi perbankan di Jerman mengatakan bahwa mereka menginginkan untuk kembali bergabung dengan London Bullion Market Association.
Produksi emas global mengalami penurunan 3% selama tahun 2020. Produksi emas tahun 2020 tercatat sebesar 3200 ton, dimana pada 2019 tercatat produksi sebesar 3300 ton emas
Harga emas dunia kembali melemah dalam 2 hari beruntun pada perdagangan Kamis kemarin. Dolar AS yang bangkit dari level terendah lebih dari 2 tahun memberikan tekanan bagi emas.
Harge emas bertahan di kisaran harga $ 1.800 per oz seiring dengan tidak adanya kebijakan keuangan baru dari The Fed yang di sampaikan oleh Jerome Powell.
Dalam keterangannya kepada kongres Amerika, Jerome Powell, Kepala Federal Reserve mengatakan bahwa secara historikal, perubahan ketersediaan uang tidak berpengaruh pada tingkat inflasi.
Harga Emas kembali terkoreksi tajam setelah sempat membaik pada hari Jumat minggu lalu.
Harga emas internasional dibuka melemah pada perdagangan hari ini.
Pasar emas mengalami tekanan jual dari para investor seiring dengan meningkatnya tingkat inflasi yang diakibatkan oleh naiknya harga minyak dunia.
Harga emas kembali menguat setelah tingkat inflasi mengalami pelemahan yang lebih tinggi dibandingkan apa yang diprediksi pada bulan Maret, yang dimana menurut para analis akan memberi the Fed ruang untuk mengakhiri kebijakan moneter mereka yang agresif.
Tingkat inflasi di prediksi akan terus meningkat setelah data PPI Amerika mencetak rekor tertinggi. Laporan PPI Amerika meningkat sebesar 11.2%.
Hasil terakhir laporan CPI menunjukan hasil yang lebih rendah dari bulan sebelumnya dimana hasilnya menunjukan angka 8.5%, lebih rendah jika di bandingkan dengan hasil 9.1% di bulan Juni kemarin.
Harga emas di prediksi akan menyentuh harga $5.000 per oz pada tahun 2027. Hal ini di ungkapkan oleh Rob McEwan, Executive Chairman dari McEwen Mining yang dimana perusahaan ini telah memimiliki pengalaman selama 4 dekade dan telah menjual perusahaanya ke GoldCorp pada tahun 2019 senilai $10 juta.
Harga emas melemah ke angka terendahnya setelah laporan penjualan rumah baru di Amerika menunjukan hasil yang lebih baik dari apa yang di prediksi oleh para analis.
Menurut Bloomberg Intelligence, harga Emas berpotensi untuk mengungguli harga perak pada akhir tahun ini, tanpa mengesampingkan target harga emas $4,000per troy/oz di tahun 2023.
Setelah harga emas membuta supportnya di angka $1.700 per oz pada tahun ini, Emas bisa menjadi primadona investasi logam pada tahun 2022 mendatang. Hal ini di ungkapkan oleh Bloomberg Intelligence.
Harga emas telah berada di downtrend selama beberapa saat. Penurunan harga emas sekarang telah mencapai hingga 8%
Pertemuan FOMC Meeting the Fed akan terjadi kurang dari 2 minggu lagi dan para penggiat pasar uang sudah mulai mendapatkan sedikit informasi dari Jerome Powell dan anggota the Fed lainnya.
Meskipun hasil pemilihan umum sekarang ini masih dalam tahap penghitungan, pasar emas merasa nyaman dengan hasil sementara dimana Joe Biden mengungguli Donald Trump.
Serangan Rusia terhadap Ukraina akan memberikan kekuatan pada harga emas, namun menurut beberapa analis, ketakutan dan ketidakpastian terus memuncak sehingga sentimen harga emas telah kembali pada trend bearish untuk jangka pendek.
Tingkat inflasi yang mulai mereda telah membantu harga emas untuk menguat dengan cukup signifikan.
Banyak yang mengira bahwa data terkini akan meningkatkan nilai emas dan mempertahankan kenaikan harganya, namun kenyataannya tidak demikian.
Harga emas berpotensi menguat pada perdagangan hari ini seiring koreksi pada tingkat imbal hasil surat berharga pemerintah AS dengan tenor 10 tahun.
Harga emas hampir saja mampu kembali ke angka $1.800 per oz pada hari senin, sebelum akhirnya kembali terkoreksi setelah suku bunga obligasi Amerika akhirnya meningkat setelah 3 hari mengalami performa yang buruk.
Harga emas gagal mempertahankan posisi angka $1.900nya pada perdagangan minggu lalu. Menurut para analis, harga emas akan terus mengalami volatilitas yang tinggi hingga harga $1.950 tercapai
Meningkatnya resiko dari berbagai faktor di pasar keuangan tidak membantu emas dalam mempertahankan kenaikan harganya. Para investor terus bereaksi atas lapran Fitch Rating uang menurunkan predikat hutang jangka panjang Amerika dari AAA menjadi AA+.
Tidak dapat di pungkiri bahwa emas sekarang ini sedang berada di kondisi yang kurang baik dan memiliki potensi untuk bergerak melemah, namun para analis mengingatkan para investor untuk tetap tenang dan kembali mengingat bahwa investasi emas merupakan investasi yang bersifat jangka panjang.
Harga emas mengalami penguatan pada perdagangan hari ini. Hal ini disebabkan oleh aksi beli aset safe haven yang dilakukan para investor.
Manager Investasi dan para pengelola Investasi terus meningkatkan optimisme mereka pada pasar emas. Namun menurut para analis, momentum ini mulai berkurang. hal ini di ungkapkan oleh para analis setelah melihat data perdagangan yang di rilis oleh CFTC (Commodity Futures Trading Commission).
Harga emas melemah tipis pada perdagangan hari ini setelah ketidakpastian yang datang dari the Fed mengenai kebijakan dalam mempertahankan sukubunganya.
Analis komoditas Commerzbank Daniel Briesemann berpikir emas bisa pulih di paruh kedua minggu ini. Hal ini tergantung pada kecepatan lancip dan potensi kenaikan suku bunga.
Para Hedge Funds terus mengurangi posisi bearish mereka terhadap emas, namun para analis menilai bahwa masih diperlukan sentimen positif yang lebih banyak agar emas mampu menembus angka resisten kuatnya di angka $1.980 per oz.
Setelah perjalanan yang panjang, akhirnya kongres di Amerika menyetujui penyaluran stimulus ekonomi yang akan membantu perekonomian negara dan masyarakat yang terdampak akibat pandemi covid-19.
Harga perak, yang sementara menahan support di atas $24 per ounce, sedang berjuang untuk menarik momentum bullish yang konsisten. Namun, seorang analis mengatakan bahwa pasar tidak boleh diabaikan karena perak mewakili logam masa depan.
Harga Emas terus mengalami kesulitan untuk menentukan arah setelah di perdagangkan di kisaran $1.900, namun menurut salah satu analis, emas masih dalam tahap undervalue dibandingkan dengan aset-aset lainnya.
Harga emas cenderung tidak bergerak terlalu jauh dan memasuki fase konsolidasi selama beberapa bulan terakhir.
Harga Emas mengalami penguatan pada perdagangan Jumat kemarin setelah Amerika mengatakan bahwa Rusia siap menyerang Ukraina kapan saja.
Potensi rencana Federal Reserve untuk mengurangi pembelian obligasi bulanan pada akhir tahun terus membebani pasar emas karena harga tetap terikat untuk support pada sekitar $ 1.750 per ounce. Namun, satu perusahaan investasi terus melihat harga emas dapat terdorong ribuan dolar lebih tinggi dalam jangka panjang.
Setelah mengalami pelemahan yang cukup signifikan, harga emas terus mengalami pelemahan dan tidak menarik investor untuk kembali mengakumulasi emas setelah hasil dari US Housing Sales data yang mengecewakan.
Harga Logam Mulia Antam mayoritas mengalami penurunan pada perdagangan hari ini, Rabu (14/10/2020), bahkan berisiko turun lebih tajam Kamis besok. Sebabnya, harga emas dunia yang turun tajam dalam 2 hari terakhir.
Apakah pergerakan harga emas yang sempat menguat belakangan ini merupakan sebuah trend bullish baru atau hanya merupakan reaksi wajar setelah koreksi harga yang terjadi pada November ini?
Harga emas mengalami sentimen positif setelah pernyataan dari Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, namun apakah logam mulia emas dapat bertahan setelah penurunan yang cukup signifikan pada hari Jumat kemarin. Analis dari Kitco mengatakan bahwa para investor perlu memperhatikan tingkat pengangguran bulan July yang rencana akan di laporkan pada Jumat ini.
Harga emas internasional ditutup menguat tipis pada perdangangan Jumat kemarin.
Hal itu terjadi karena mata uang dolar melemah dan meningkatnya kekhawatiran akan adanya resesi sehingga membuat daya tarik aset safe haven kembali naik.
Kondisi pasar sekarang ini masih berada di kondisi yang tidak menentu karena menunggu hasil dari pemilihan umum Amerika Serikat malam ini. Hal ini di ungkapkan oleh Rhoana O’Connell dari Stone X. Bahkan di prediksi market masih akan menunggu hasil final dari pemilu Amerika ini.
Pasar tenaga kerja AS kehilangan momentum karena lebih banyak pekerja Amerika dari yang diharapkan mengajukan tunjangan pengangguran pertama kali untuk minggu ketiga berturut-turut.
"Resesi yang terjadi pada 2020 ini telah menimbulkan banyak pengangguran yang akan mengubah pola konsumsi masyarakat. Untuk para investor, ini berarti portfolio yang defensif akan menjadi sebuah rekomendasi yang kuat." ujar Jason Urban, CEO dari DrawBridge Lending, mantan institutional trader di Goldman Sachs
Harga Emas melemah pada perdagangan hari ini, permintaan akan logam milia ini melemah setelah rilis data perkembangan ekonomi China yang di laporkan melemah.
Emas dan perak mengalami penguatan pada perdagangan hari ini. Emas sendiri berhasil menyentuh harga tertingginya selama 3 minggu terakhir.
Harga emas dan perak sedikit meningkat di awal periode perdagangan AS Selasa ini, pada koreksi harga naik normal setelah kerugian yang drastis yang dialami pada hari Jumat dan Senin lalu. Peningkatan logam mulia terlihat telah menstabilkan pasarnya - paling tidak untuk sekarang. Prospek emas untuk bulan Oktober terakhir meningkat sebanyak $7.40, pada $1,731.80 dan perak Comex pada September meningkat sebesar $0.166 pada $23.435 per ons.
Apakah ini waktunya beli, atau kembali menjual emas yang sudah kita punya?
Para investor kembali memilih investasi emas dan membuat harga emas berada diatas $1.800 per oz. Keputusan para investor ini di dukung oleh salah satu firma keuangan yang memprediksi harga emas akan terus melonjak akibat dari ketidakmampuan the Fed dalam mengatasi tingkat inflasi dalam jangka waktu dekat.
Harga emas menembus titik supportnya di $1.680 per oz. Ini merupakan pergerakan yang cukup signifikan setelah harga emas sempat bergerak liar pada April 2020.
Harga emas melemah setelah sempat menguat selama 2 hari terakhir.
Selama beberapa hari terakhir, emas dan perak telah mencoba untuk membalikkan tren dan breakout ke atas. Untuk saat ini, mereka telah gagal di resistance dan mencari untuk melanjutkan tren mereka lebih rendah. Kegagalan datang dari level yang kami posting tempo hari.
Harga emas bertahan di zona negatif setelah the Fed mengatakan bahwa mereka akan mengurangi pembelian surat Obligasinya.
Dalam berinvestasi, uang cash bisa menjadi pemegang peran terpenting, namun tidak untuk jangka waktu yang panjang
Instrumen Emas sedang mengalami pergerakan harga yang cukup memusingkan para investor beberapa bulan terakhir. Setelah emas sempat menembus angka $2.080 per oz, harga emas terkoreksi cukup dalam hingga angka $1.950 - $1.980 per oz.
Sentimen positif mulai bermunculan di pasasr emas setelah harga emas berhasil menembus angka $1.800 per oz.
Harga emas terus mengalami tekanan dan sekarang sedang berada di area support di harga $1.950 per oz seiring dengan optimisme dari konsumen Amerika terus meningkat.
Harga emas terus mengalami tekanan dan kesulitan untuk menguat meskipun pada bulan lalu jumlah penduduk Amerika yang membeli rumah baru lebih sedikit dibandingkan prediksi awal.
Harga Emas mempertahankan posisinya di angka $1.900 per oz namun tidak menemukan momentum bullish baru setelah data manufaktur bulan Maret di rilis.
Harga emas telah terus menguat sepanjang 3 bulan terakhir. Emas berhasil menguat sebanyak 17.7% dalam momentum yang terjadi 3 bulan ini dan berhasil menguat 5% selama tahun ini. Namun di tengah momentum ini, pertemuan FOMC yang akan terjadi minggu ini akan bisa membuat keadaan berbalik.
Harga emas diperdagangkan mendekati posisi terendah sesi ini dikarenakan pengeluaran konsumen AS lebih tinggi dibandingkan yang diharapkan pada bulan Agustus. Hal ini meredakan kekhawatiran bahwa pemulihan ekonomi kehilangan momentum.
Setelah pergerakan harga di pasar kripto yang cukup signifikan belakangan ini dapat terlihat pergerakan aliran dana investasi mulai memasuki instrument emas dan perak.
Harga Emas mengalami penguatan pada perdagangan hari ini. Meningkatnya suku bunga obligasi dan sikap hawkish dari the Fed telah membuat harga emas menguat selama seminggu terakhir.
Harga emas dunia bergerak turun naik di awal pekan kemarin, sebelum berakhir menguat ke US$ 1.912,89/troy ons. Indeks dolar AS yang kemarin melemah menjadi pemicu penguatan emas dunia.
Emas mengalami oversold pada minggu kemarin, dan harga sempat turun ke angka $ 1.800 pada hari kamis lalu.
Berbagai data ekonomi yang ada menunjukan bahwa tingkat inflasi akan dan sedang mengalami penurunan. Hal ini dapat membuat the Fed untuk mulai melonggarkan berbagai kebijakan moneter mereka yang cukup agresif yang telah di lakukan selama 2022 kemarin.
Ray Dalio, Pendiri dari Bridgewater Associates, memiliki beberapa bitcoin sebagai aset digitalnya, namun ia menyatakan apabila harus memilih diantara bitcoin dan emas, maka ia akan tetap memilih emas batangan sebagai pilihan investasinya.
Peringatan baru tentang potensi keruntuhan kripto datang dari gubernur bank sentral Swedia, yang membandingkan perdagangan bitcoin dengan "perdagangan perangko."
China terus menunjukan kepada dunia bahwa mereka sedang menantang peran US Dollar sebagai mata uang global. Hal ini di tunjukan dengan tindakan bank sentral China pada bulan Juli, yang terus membeli emas dalam jumlah yang cukup besar.
Harga Emas berhasil mempertahankan kenaikan harganya meski mendapatkan sedikit reaksi setelah data ISM (Institute for Supply Management) Amerika di rilis.
Puncak inflasi AS kemungkinan akan terjadi lebih cepat dengan adanya tekanan harga grosir yang meningkat lebih dari ekspektasi pada bulan Juli.
Walaupun harga emas terlihat sedikit oversold, para analis menilai para hedgefunds bisa saja terus melikuidasi posisi mereka di emas karena harga sekarang berada di bawah $1.700 /oz.
Kita akan menghadapi sebuah resesi besar dan di saat itu emas akan mencapai harga All Time High / harga tertinggi sepanjang masa
Mengikuti pembukaan Eropa, emas dan perak bergerak lebih rendah. Emas diperdagangkan -0,43% di zona merah sementara perak turun -0,85%. Di kompleks komoditas lainnya, tembaga turun -0,65% sementara spot WTI berhasil naik 0,35%.
Harga emas memulai minggu dengan sangat baik, melanjutkan kenaikan harga minggu depan yang mendekati 4%. Harga emas naik perlahan setelah Joe Biden dari partai Demokrat menjadi pemenang pemilu Amerika Serikat
Saham Asia melayang tak jauh dari nilai tertinggi selama enam minggu pada hari Rabu, karena suasana yang lebih menghindari risiko menyebar ke pasar dari Amerika Serikat semalam dengan adanya kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan yang merugikan ekuitas sambil membantu perusahaan dolar.
Harga emas telah mempersiapkan diri untuk melakukan breakout dan menyentuh harga $2.500 per oz selama 12 tahun terakhir dan kini emas harus berhasil menembus resistance level terakhir untuk berhasil menyentuh angka fenomenal yang sudah di prediksi bertahun-tahun lalu.
Harga emas menguat akibat dari data Consumer Price Index yang meningkat 0.6% pada Maret 2021
Ketegangan antara Rusia dan Ukraina membuat para investor mulai memilih instrumen emas dibandingkan Bitcoin. Harga emas berhasil menyalip Bitcoin secara performa dari awal tahun 2022 ini.
Data dari Commodity Futures Trading Commission (CFTC) menunjukan bahwa para institusi pengelola investasi masih terus melakukan penjualan emas, namun analis mengatakan bahwa terlepas dari penjualan ini, emas bisa melihat pembalikan arah dalam jangka waktu dekat.
Harga emas masih berada pada kondisi yang tidak baik dan masih memungkinkan bagi harga emas untuk terus melemah, namun outlook jangka panjang bagi emas masih memiliki proyeksi yang cukup baik karena the Fed mulai berangsur mengubah kebijakannya dari pengetatan kebijakan menjadi pelonggaran pada tahun depan.
Apakah minggu ini minggu yang baik untuk emas? Harga emas sekarang di perdagangkan dibawah $1.800, dan kali ini bukan hanya bitcoin yang merebut pasar emas.
Harga Emas sedang diperdagangkan di kisaran harga terendah selama 2.5 tahun terakhir setelah kebijakan Hawkish dari the Fed membuat Indeks mata uang US Dollar kembali menguat dan sukubunga Treasury Yield juga kembali meningkat.
Gubernur Ukraina, Kateryna Rozhkova mengkonfirmasi bahwa Ukraina telah menjual sekitar cadangan emas mereka sebanyak 12juta US Dollar sejak perang Ukraina-Russia terjadi.
Capital Economics telah merilis laporan proyeksi ekonominya untuk tahun 2021. Untuk harga emas sendiri di proyeksikan akan di jual belikan di angka $1.900 dengan potensi penjualan yang akan lebih banyak dibanding sebelumnya.
Harga emas terkoreksi menyentuh angka terendah hariannya setelah laporan PCE price index menujukan angka 3.5% pada bulan Juni, lebih rendah daripada proyeksi sebelumnya yaitu di angka 3.7%.
Harga emas internasional melemah pada perdagangan hari ini, hal ini disebabkan oleh karena dukungan dari dolar yang lebih lemah dan imbal hasil Obligasi Amerika.
Harga Emas di Prediksi terus menguat, emas telah mengalami penguatan sebanyak 9% dalam sebulan terakhir.
Pasar Cryptocurrency sempat mencoba untuk kembali pulih setelah terjadi koreksi besar-besaran, namun JP Morgan melaporkan bahwa institusi dengan dana besar telah meninggalkan pasar kripto dan mulai beralih ke emas.
Pada hari Jumat, emas, perak dan platinum mengalami reli besar; dalam aksi yang mengesankan, emas naik $25, perak $0,51 dan platinum $31. Namun, hal itu tidak cukup kuat untuk membalikkan tren turun baru-baru ini. Emas terlihat mengalami kenaikan terbaik dan kemungkinan besar akan berbalik arah dengan segala jenis reli pada hari Senin.
Emas di prediksi akan melanjutkan penguatannya menuju harga $2.000 per oz yang akan di capai pada akhir tahun ini. Hal ini di sampaikan oleh Phil Streible, Kepala Market Strategist di Blue Line Futures.
Emas memulai bulan desember dengan kenaikan harga dalam 2 hari berturut-turut yang membuat harga emas berada di atas $1.830 / oz pada pembukaan hari rabu ini. Apakah pergerakan ini menunjukan emas telah memasuki tren bullish? Atau pergerakan harga ini merupakan sebuah pantulan setelah emas menurun tajam minggu lalu?
Harga Emas mengalami kenaikan setelah sebelumnya terkoreksi dalam akibat pernyataan the Fed minggu lalu
Berita turunnya harga emas karena akan adanya vaksin Covid-19 terlalu di lebih-lebihkan. Menurut Lobo Tiggre, Independent Speculator.
Harga emas sempat menyentuh angka tertinggi sejak 3 Juni 2021 dengan dukungan sentimen dari geopolitik dan konflik Rusia dan Ukraina.
Pada awal minggu ini, semua akan terpaku pada rumor mengenai Presiden Putin yang bersedia untuk berbicara dengan Presiden Biden.
Harga emas dan perak tidak mengalami pergerakan yang signifikan pada perdagangan hari ini. Indeks mata uang US Dollar mengalami sedikit pelemahan dan pelemahan ini menjadi faktor pendukung bagi emas untuk bertahan di posisinya sekarang.
Pasar emas melihat beberapa permintaan baru dan tekanan pembelian teknis dengan harga yang terdorong di atas level resistensi penting mengikuti data sentimen konsumen yang mengecewakan.
Kembalinya momentum bullish menjadi sebuah ancaman yang signifikan bagi harga emas pada minggu ini.
Pasar emas tetap stabil dan terus menguji resistensi tepat di bawah $1,800 per ons meski pasar ketenagakerjaan AS sedang melihat peningkatan yang signifikan.
Harga emas mengalami penguatan yang cukup signifikan dan mendapatkan sedikit momentum setelah data penjualan rumah di Amerika menujujan hasil yang mengecewakan.
Dengan emas India yang terpukul parah oleh pandemi, tampaknya milenial China mulai melihat penurunannya. Di negara ini, tampak ada tren dengan usia 20-30 tahun di mana emas kembali secara besar-besaran.
Harga perdagangan Perak di pasar keuangan mengalami lonjakan yang signifikan di iringi dengan pergerakan investor retail secara masif dari forum Reddit. Komoditas perak merupakan salah satu komoditas yang pada kondisi normal pergerakan harganya cenderung lebih lambat jika dibandingkan dengan Emas dan Minyak Bumi.
Potensi gencatan senjata dan meredanya ketegangan antara Ukraina dan Russai membantu meningkatkan minat para investor untuk kembali berinvestasi dengan resiko yang lebih tinggi.
Presiden Amerika, Joe Biden mengatakan bahwa ia akan memberikan keputusannya dalam menentukan nominasi kepala the Fed dalam waktu 4 hari kedepan. Hal ini merupakan pilihan yang kritis bagi demokrat dan dapat menentukan bagaimana agenda ekonomi pemerintahan Biden akan berjalan.
Pasar Emas kini tengah mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan setelah berhasil tertahan di titik support di kisaran $1.900. Beberapa analis mengatakan bahwa pergerakan harga emas ini di akibatkan oleh Federal Reserve yang tidak mampu memperketat kebijakannya untuk mengatasi inflasi yang semakin meningkat.
Impor Emas yang dilakukan negara China melalui Hong Kong telah meningkat sebanyak 56% selama bulan Oktober. Hal ini menjadi angka tertinggi sejak Juni 2018.
Hasil pernyataan Jerome Powell pada jumat kemarin memberi kejutan terhadap pasar keuangan.
Para investor mengalami ketidakpastian dalam pemulihan ekonomi di tengah wabah virus Covid-19 yang terus merebak, dan emas di prediksi menjadi semakin menjadi pilihan para investor untuk mendiversifikasikan portfolio investasinya
Para analis sedang mengamati harga emas yang sedang di perdagangkan di kisaran angka $1.850. Emas sedang menunggu respon dari para investor yang menghadapi ketidakpastian kondisi ekonomi dan kebijakan the Fed yang terbilang sangat longgar dan tidak terlalu memperhatikan kondisi riil yang ada.
Kondisi ekonomi global yang tidak semakin membaik, disertai dengan pandemi Covid-19 yang belum menemukan solusinya, mengakibatkan kita akan mengalami inflasi di dalam waktu dekat ini.
Optimisme di pasar emas mulai berdatangan dari berbagai analis di Wall Street
Harga emas menguat tipis setelah laporan tingkat pengangguran Amerika meningkat.
Para Hedgefunds telah mengurangi posisi emas nya dalam tiga minggu terakhir.
Harga emas sempat mendapatkan momentum penguatan pada hari senin dan hampir membuat trend emas berubah menjadi positif. Jika melihat dari pola harga sepertinya para pembeli sudah mulai siap untuk kembali masuk ke instrumen emas, sehingga sentimen positif bisa terjadi dalam beberap minggu kedepan.
Karen Jones dan tim analisa teknikal pada Commerzbank sudah memperhatikan pergerakan emas dengan seksama selama tahun ini. Menurut Karen dan timnya, harga emas sedang mengalami proses recovery setelah sempat menyentuh angka 1722
Harga emas Internasional dibuka stagnan pada perdagangan hari ini. Hal ini terjadi akibat dari adanya tanda-tanda menurunnya inflasi Amerika yang mendorong ekspektasi kenaikan suku bunga Amerika menjadi lebih kecil.
Harga emas menguat dan diperdagangkan diatas angka $1.900 pada perdagangan hari ini. Hal ini terjadi akibat dari terjadi pelemahan sementara di indeks US Dollar.
Harga emas tidak mengalami perubahan yang signifikan setelah adanya laporan Federal Reserve's May Meeting Minutes yang menunjukan adanya perbedaan pendapat akan para bank sentral untuk menaikan suku bunga.
Kenaikan harga di pasar saham di prediksi akan berakhir pada Desember ini. Setelah kenaikan harga yang cukup signifikan, pasar saham bisa mengalami koreksi yang dalam sekitar 40% pada April 2021. Hal ini di sampaikan oleh Harry Dent, Founder dari HS Dent.
Presiden Amerika Serikta Donald Trump Terkena Positif Covid-19. Apa Pengaruhnya ke harga Emas?
Harga Emas bertahan setelah the Fed menaikan suku bungannya kembali. The Fed juga memberikan sedikit kisi-kisi akan bagaimana proyeksi kebijakan moneter kedepannya.
Harga emas naik pada Perdagangan hari ini. Pelemahan mata uang Dollar Amerika memberi dorongan bagi emas, tetapi pergerakan aset berisiko di Asia membatasi kenaikan.
Para investor emas ingin mengetahui apakah harga emas sekarang sudah berada pada titik terendahnya. Jawaban dari pertanyaan ini tentu tidak semudah yang kita kira. Bedasarkan chart dan analisa price action, jawabannya adalah kita belum berada di titik terendah. Pada pengumuman yang diberitakan oleh the Fed minggu lalu cukup bagus bagi harga emas, namun belum cukup untuk membuat harga emas berbalik ke uptrend.
Meskipun sudah terjadi perombakan besar-besaran pada Federal Reserve Senin malam, pasar emas belum cukup menciptakan tawaran di pasar logam mulia.
Harga emas kembali menguat setelah sempat memantul dari angka $2.000 per oz, dimana angka ini dilihat sebagai support bagi harga emas. Harga emas kembali menguat setelah volaitilitas pasar kembali optimis bahwa the Fed akan menaikan suku bunga setidaknya satu kali lagi bulan depan.
Terjadi Euphoria di dalam pasar keuangan sekarang ini dimana banyak investor yang membeli aset-aset yang tidak memiliki nilai riil dan kita bisa melihat kebangkitan harga emas dalam jangka waktu dekat.
Para investor dapat berekspektasi bahwa harga emas akan tetap volatil pada beberapa waktu kedepan seiring dengan para pelaku pasar merespon bagaimana kebijakan para bank sentral yang terus menaikan suku bunga.
Harga emas berkutat di area kritikal di level support $1.700an yang dimana kemungkinan angka ini akan di uji pada minggu ini.
Ketegangan di Eropa terus terjadi setelah Presiden Russia Vladimir Putin mengatakan bahwa ia akan merespon dengan kuat jika negara-negara barat terus ikut campur dalam konfilk Rusia dengan Ukraina.
Harga emas mengalami penguatan setelah Jerome Powell dari Federal Reserve mengatakan bahwa suku bunga mungkin tidak akan naik secara signifikan seiring dengan ketatnya kondisi kredit perbankan setelah krisis bank yang terjadi belakangan ini.
Cadangan Emas Rusia saat ini bernilai $128.5juta, lebih tinggi dibandingkan dengan cadangan devisa Amerika yang hanya sebesar $124.6juta.
Harga Emas meningkat ke $1.900 per oz pada sebulan terkahir. Hal ini di sebabkan oleh melemahnya US Dollar dan kebijakan monenter dari pemerintahan Joe Biden yang belum bereaksi untuk menangani tingkat inflasi yang semakin tinggi.
Semua orang tahu kalau sekarang ini kita memasuki inflasi yang cukup tinggi, namun minggu kemarin merupakan pembuktian bahwa tingkat inflasi yang sedang terjadi merupakan keadaan yang cukup buruk.
Setelah melemah 3% sepanjang perdagangan minggu kemairn, emas sekarang di perdangankan mendekati harga terendahnya selama 3 minggu terakhir seiring dengan menguatnya US Dollar yang terus memberi tekanan terhadap harga emas.
Setelah perjalanan yang panjang selama 5 bulan terakhir, akhirnya momentum yang di nanti para investor emas mulai datang. Emas mulai berhasil menembus angka $1.900
Pasar emas turun dari sesi terendahnya tetapi tetap di bawah $1.800 per ons karena tekanan inflasi konsumen naik kurang dari yang diharapkan pada bulan Agustus.
Tingkat Inflasi akan terus meningkat dan tidak lama lagi kita akan mengalami inflasi diatas 10%. Hal ini di ungkapkan oleh Florian Grummes, Managing director dari Midas Touch Consulting.
Harga emas berada di sisi positif, bahkan setelah laporan ketenagakerjaan Amerika Serikat menunjukan bahwa tingkat masyarakat yang mulai mendapatkan pekerjaan lebih besar daripada yang di prediksi pada bulan Januari.
Investor emas dan perusahaan penambang emas akan di untungkan, siapapun yang memenangkan Pemilu Amerika. Hal ini di sebabkan oleh kebijakan fiskal besar yang akan di luncurkan oleh siapapun pemenang pemilu.
Federal Reserve belum selesai menaikan suku bunga ditengah tingginya ancaman inflasi yang terus menguat. Meskipun banyak keputusan agresif dari para bank sentral yang dapat mempengaruhi harga emas, emas tetap menjadi pilihan bagi para investor untuk mendiversifikasi portfolio investasinya.
Terlepas dari penurunan harga emas minggu ini, emas masih memiliki potensi upside yang cukup besar akibat dari hasil final pemilihan umum di Amerika dan ketidakpastian dari pemulihan pademi Covid-19.
Harga emas hari ini di berpeluang menguat, hal ini di sebabkan oleh pelemahan imbal hasil obligasi pemerintah AS.
Emas dan perak bergerak lebih tinggi pagi ini mengikuti pembukaan Eropa. Emas diperdagangkan pada $1755/oz pulih 0,71% dari penurunan 1,43% hari Kamis dan perak diperdagangkan pada $22,70/oz. Di tempat lain di kompleks komoditas, tembaga telah bergerak setengah persen lebih tinggi dan spot WTI 0,30% di zona hitam.
Harga emas terkoreksi sangat tajam setelah sebelumnya sempat menguat signifikan. Pelemahan emas ini di akibatkan oleh data dari Institute of Supply Management yang melaporkan hasil yang lebih baik daripada prediksi para analis.
Harga emas tertekan selama tahun 2022 ini dan para analis melihat adanya potensi emas untuk bisa membalikan keadaan pada kuartal 2 tahun 2023. Hal ini disebabkan oleh suku bunga dan dollar Amerika telah mengalami penguatan yang sangat tinggi pada tahun ini.
Sektor manufaktur Amerika tercatat masih dalam kondisi yang volatil, seiring dengan laporan dari the Fed yang menunjukan adanya kondisi ekonomi yang mulai pulih pada bulan April ini.
Masih ada potensi untuk harga emas menembus angka $ 2.000 per oz pada 2021, namun para analis di Bank of America melihat resiko yang akan di sebabkan oleh inflasi sepertinya bisa di kendalikan.
Menurut Laporan dari World Gold Council, Tahun 2022 merupakan tahun dimana para bank sentral dunia memiliki permintaan tertinggi terhadap emas.
Harga emas diperdagangnkan dibawah level supportnya di $1.675 per oz.
Harga emas internasional dibuka turun pada perdagangan Senin pagi, atau melanjutkan penurunan hampir 1% dari perdagangan sebelumnya.
Harga emas menguat ke hampir menyentuh angka $1.800 setelah pengumuman laporan ketenagakerjaan menujukan hasil yang cukup mengecewakan.
Setelah perjalanan yang panjang, akhirnya kongres di Amerika menyetujui penyaluran stimulus ekonomi yang akan membantu perekonomian negara dan masyarakat yang terdampak akibat pandemi covid-19.
Harga emas kembali memasuki trend bearishnya. Morgan Stanley mengeluarkan analisanya mengenai penurunan harga emas yang di prediksi bisa menyentuh dibawah angka $ 1.800 pada akhir tahun ini.
Harga emas diprediksi melemah pada perdagangan hari ini di tengah optimistisnya data factory orders di Amerika Serikat.
Logam Mulia baik emas dan perak mengalami kenaikan harga yang cukup baik ditandai dengan harga yang menyentuh harga tertingginya selama 2 bulan terakhir ini. Para investor mulai kembali berinvestasi pada aset safe haven setelah ancaman inflasi dan geopolitical terus meningkat terutama dengan adanya pertemuan the Fed minggu depan.
Para Investor melihat masih ada potensi penguatan jika dilihat dari kacamata price action untuk harga emas. Menurut Wells Fargo, harga yang terbentuk sekarang merupakan pondasi bagi penguatan harga emas.
Emas dan perak keduanya diperdagangkan lebih rendah pagi ini. Emas turun -0,25% sementara perak kehilangan -0,23%. Tembaga juga turun -0,43% meskipun kinerjanya kuat pada hari Rabu. Spot WTI (0,58%) bergabung dengan platinum (0,54%) dan Palladium (0,22%) dalam perdagangan di sisi positif menjelang pembukaan Eropa.
Harga emas jika dilihat secara teknikal sedang bergerak menuju angka resisten di $1.800an per oz.
Perdagangan harga emas bulanan kembali di tutup di zona merah Februari ini, setelah sempat diperdagangkan pada $1.912 pada pembukaan tahun 2021 ini.
Penghitungan suara pemilihan presiden AS masih berlangsung. Untuk sementara ini Joe Biden masih unggul baik secara popular vote maupun electoral vote. Harga emas pun bersiap untuk melesat.
Bank Sentral Perancis mulai mengurangi pembelian emas sebagai cadangan devisanya. Meski demikian, Emas tetap dianggap sebagai instrumen yang mampu melawan tingginya tingkat inflasi yang ada dan bisa menjadi instrumen yang aman untuk menghadapi berbagai kebijakan moneter the Fed yang berencana untuk mulai meredakan kebijakan moneter yang agresif.
Belakangan ini harga-harga instrumen investasi sedang berada pada titik tertingginya, mulai dari berbagai surat berharga, saham dan properti, namun bagi para investor emas dan perak harus menunggu sekitar 6 bulan lagi. Hal ini di sampaikan oleh seorang analis senior, Weiss Ratings.
Harga emas berpotensi melemah setelah meningkatnya bunga obligasi Amerika. Suku bunga obligasi Amerika meingkat setelah The Fed yang memberi respon hawkish akan outlook kenaikan suku bunga. Karena hal ini, harga emas berpeluang terkoreksi dan mungkin akan menguji supportnya di angka $1.910 per oz.
Analis melihat bahwa harga emas sekarang ini seharusnya di perdagangkan di angka $2.200 per oz. Hal ini di sebabkan oleh US Dollar yang dianggap sudah overvalue sebesar 20%. Pernyataan ini di keluarkan oleh BCA Research Amerika.
Harga emas mampu mempertahankan penguatan hariannya setelah keluarnya data Federal Reserve December Meeting Minutes. Harga emas mampu mempertahankan penguatannya dan di perdagangkan di atas $1.850 per oz.
Harga emas dibuka melemah pada perdagangan hari ini. Hal ini terjadi setelah mata uang US dolar turun dari level tertingginya dalam dua dekade terakhir.
Harga emas stagnan berada di bawah $1.800 per oz. Analis Komoditas di HSBC memperingatkan para investor bahwa kenaikan harga emas akan terbatas dalam jangka waktu dekat akibat dari the Fed uang berencana menormalkan kebijakan moneter mereka dan akan membuat US dollar menjadi lebih kuat.
Para analis di HSBC mengatakan bahwa harga emas bisa kesulitan karena bank sentral sedang dalam proses beradaptasi dalam perubahan kebijakan moneter yang sedang terjadi sekarang ini. Ekspektasi terus meningkat seiring dengan the Fed yang mengurangi pembelian surat obligasi sebelum akhir tahun ini.
Menurut para analis di HSBC, keadaan moneter global dan kebijakan fiskal tidak lagi menjadi pendukung dalam kenaikan harga emas di Amerika, ataupun di dunia. Dengan berakhirnya era kebijakan moneter yang longgar dan berbagai kebijakan fiskal yang di tarik, investasi pada emas akan mengalami penurunan.
Mereka masih percaya bahwa USD akan secara bertahap menguat di karenakan pelemahan perkembangan ekonomi secara global dan the Fed akan melanjutkan kebijakan yang sekarang telah di buatnya dan menormalisasikannya. Penguatan USD akan menjadi dampak negatif bagi harga emas itu sendiri.
Sumber : Kitco News
Emas tidak mendapatkan sentimen positif dari Kepala Federal Reserve, Jerome Powell. Powell menekankan akan mengurangi kenaikan inflasi dan bunga obligasi.
Harga emas kembali berada di bawah $1.800 per oz meskipun data ketenagakerjaan menunjukan data yang kurang baik.
Tingkat inflasi yang terus tinggi bisa membuat the Fed melanjutkan kenaikan sukubunganya selama musim panas ini, namun ini tidak akan menghentikan emas untuk menyentuh harga tertingginya sepanjang masa. Hal ini di ungkapkan oleh salah satu analis di Swiss bank.
Jon Deane, CEO dari Trovio dan mantan managing director di J.P Morgan mengatakan bahwa kita dapat melihat harga emas melesat ke angka $2.000 per troy oz dalam tahun ini. Inflasi sudah terjadi dan dunia sedang berada di jurang ekonomi, yang membuat aset-aset seperti emas, perak dan bitcoin menjadi semakin populer.
Data sementara mengenai tingkat pengangguran turun 1000 menjadi 268.000 minggu ini dan hal ini menmbuat para pelaku pasar kecewa. Angka ini merupakan angka terendah selama terjadi pandemi dari tahun 2020.
Harga Emas bergerak semakin dekat menuju $1.800 per oz meskipun konsumer Amerika merasa optimis akan pemulihan ekonomi yang akan terjadi pada tahun ini.
Beberapa bank sentral seperti Serbia dan Thailand terus menambah cadangan emas negara mereka, bahkan negara Ghana barus aja mengumumkan rencana untuk kembali membeli emas yang akan dijadikan sebagai cadangan devisanya
Perekonomian Kanada bergerak lebih dekat ke titik di mana Bank of Canada tidak perlu lagi melanjutkan penambahan stimulus melalui program pelonggaran kuantitatif (QE), sebut Gubernur Tiff Macklem pada hari Kamis.
Harga emas global di prediksi melemah akibat dari menguatnya indeks dolar AS pada perdagangan hari ini setelah langkah kebijakan agresif Federal Reserve yang kembali menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin.
Setelah sempat menguji harga tertinggi pada minggu lalu, harga emas di prediksi akan di perdagangkan di kisaran $1.900 sampai $2.100 per oz. Hal ini di ungkapkan oleh Australian and New Zealand Banking Group (ANZ) pada laporan terakhirnya.
Federal Reserve saat ini sedang melawan tingkat inflasi yang terkuat sejak tahun 1980, dan tekanan ini semakin kuat menjelang event FOMC karena keputusan yang di ambil tidak hanya menurunkan jumlah pembelian aset tapi juga menaikan suku bunga.
The Fed telah dengan mantap akan mengambil langkah hawkish dalam pengambilan keputusan kebijkana moneternya. Hal ini membuat momentum penguatan emas menjadi terhambat.
Harga emas melemah setelah hasil pertemuan Federal Reserve menunjukan akan adanya kemungkinan kenaikan suku bunga dengan dalam waktu dekat ini.
Pasar emas memasuki tahun 2022 dengan cukup baik dimana logam mulia ini diperdagangkan diatas $1.800 pada penutupan perdagangan minggu kemarin.
Harga emas telah membentuk base pada angka kisaran $1.900an per oz, dan apabila harga tersebut bertahan, emas bisa menembus angka tertingginya. Hal ini di ungkapkan dari hasil analisa VanEcks.
Harga emas mengalami pelemahan setelah laporan inflasi Amerika menunjukan hasil yang hampir sama dengan prediksi para analis.
Harga emas bertahan di atas angka $1.800 per oz, namun para analis mengatakan bahwa salah satu kunci untuk membantu harga emas kembali naik ke harga $1.920 adalah dengan adanya koreksi harga yang dalam menuju angka $1.600 per oz
Pasar emas terdorong lebih tinggi secara signifikan, mengikuti penurunan signifikan di pasar tenaga kerja AS dengan lebih sedikitnya pekerjaan yang ada pada bulan Agustus.
Trend koreksi pada harga emas sepertinya mulai berubah dengan bertahannya emas diatas $ 1.700 per oz. Hal ini di konfirmasi dengan hasil dari survey yang di adakan Kitco dengan koresponden beberapa analis yang bergerak dibidang logam mulia.
Permintaan akan aset safe haven mendorong harga emas menguat 2% di pembukaan perdagangan minggu ini. Namun para analis masih ragu terhadap penguatan emas karena emas masih perlu menghadapi penguatan US Dollar seiring dengan ketidak pastian yang sedang terjadi di dunia.
Harga emas mengalami penguatan pada perdagangan hari ini setelah para petinggi Bank Amerika mendapatkan pertanyaan-pertanyaan sulit mengenai apa dampak dari runtuhnya Silicon Valley Bank dan Signature Bank.
Harga emas mendekati level terendah selama sembilan bulan terakhir pada perdagangan hari ini. Penguatan mata uang US Dollar menjadi penyebab melemahnya harga emas yang signifikan ini.
Pasar emas masih memiliki kemungkinan mencapai $2.000 pada paruh kedua tahun ini karena logam mulia dinilai terlalu rendah di dunia yang dibanjiri likuiditas, menurut penelitian terbaru dari Bloomberg Intelligence (BI).
Emas diperjualbelikan di bawah $1,800 per ons setelah data menunjukkan bahwa pesanan untuk barang-barang pabrik AS yang tahan lama turun hanya 0.1% pada bulan Juli dibandingkan penurunan yang diharapkan sebesar 0.3%.
Harga emas menyentuh titik pencapain baru pada minggu lalu setelah akhirnya menembus titik resistance kritis di $1.750
Minggu ini merupakan minggu yang penuh dengan berita-berita yang akan menentukan pergerakan harga emas. Hingga saat ini, emas masih tidak terlalu terpengaruh akan rendahnya suku bunga, pengeluaran pemerintah yang berlebihan dan potensi meningkatnya tingkat inflasi, namun untuk minggu depan kita bisa melihat apakah keputusan the Fed selama ini cukup untuk menahan semua dampak buruk yang di khawatirkan oleh para investor.
Emas terkonsolidasi di atas $1,800 pada hari Selasa dan beberapa investor menebak bahwa peningkatan kasus COVID-19 dapat mendorong U.S Federal Reserve untuk tidak mengumumkan hasil rapat Jackson Hole yang berencana mengurangi bantuan ekonominya.
Harga emas dan perak menguat pada perdagangan Selasa waktu Amerika. Harga Emas mengalami pantulan setelah menyentuh harga terendah setelah 9 bulan terakhir ini. Harga-harga komoditi logam mulia ini mengalami kenaikan setelah index harga saham Amerika mengalami pelemahan.
Data Manufaktur Amerika baru saja di keluarkan, namun hasil yang di umukan hanya memberi dampak yang kurang signifikan bagi harga emas.
Harga Emas dunia mengalami penurunan 5% selama seminggu kemarin. Penurunan ini mengakibatkan emas di perdagangkan dibawah harga $ 1.900 per troy ounce. Untuk minggu ini, para analis akan melihat apakah aksi jual akan terus berlanjut.
Harga emas di perdagangan internasional berdasarkan acuan pasar Commodity Exchange COMEX turun 0,16 persen menjadi US$1.853,2 per troy ons. Sementara harga emas di perdagangan spot turun 0,14 persen ke US$1.851 per troy ons pada pagi ini.
Harga emas turun pada awal perdagangan sesi AS hari ini.
Harga emas terus mengalami penguatan dengan adanya data ekonomi yang lemah. Emas pada perdagangan kemarin menguat hampir 2% dalam 1 hari dan sekarang ini di perdagangkan di atas angka $2.000 per oz.
Harga emas kembali menarik banyak minat investor, terutama setelah pasar kripto memperlihatkan tingginya tingkat volatilitasnya
Disisi lain, pasar saham global cenderung melemah pada pembukaan perdagangan pasar saham di New York. Pasar Hongkong, Australia dan Eropa libur seiring dengan adanya libur Paskah.
Harga emas pada hari ini berisiko terkoreksi akibat penguatan dollar Amerika.
Harga emas mengalami pelemahan pada perdagangan hari ini. Hal ini di akibatkan oleh the Fed yang memulai meeting untuk menentukan two-day policy setting hari ini.
Emas memulai sesi Eropa 0,17% lebih tinggi tetapi seiring berjalannya sesi harga telah jatuh dan area support sedang diuji. Saat ini, salah satu zona support utama berada di garis horizontal merah di mana harga saat ini berada. Ini adalah titik pada grafik di mana sebagian besar kontrak telah berpindah tangan.
Meskipun harga pada kuartal pertama mencerminkan titik terendah bagi harga emas, salah satu market strategist memperingatkan para investor untuk tidak mengejar harga Emas di level sekarang.
Setelah memulai kuartal 1 tahun 2021 dengan rekor terburuk selama lebih dari 4 tahun
Emas sebagai instrumen investasi yang di anggap aman atau safe haven, mengalami penguatan setelah Amerika Serikat melaporkan data jumlah klaim penganggurannya.
Ketidakmampuan emas untuk menembus level $1,800 per ons menaruhnya pada resiko terjadinya selloff yang signifikan.
Harga emas sebelumnya di prediksi akan mulai bergerak ketika the Fed mengumumkan keputusan yang akan di ambil dalam hal menangani tingkat inflasi yang meningkat, namun sekali lagi, the Fed mencoba untuk menutupi kekhawatiran mereka dan memberikan keputusan yang cukup lemah dengan mengatakan bahwa tapering akan mulai terjadi pada 2022 dan juga akan menaikan suku bunga 3 kali selama 2022.
Dengan harga emas yang kembali melemah, logam mulia ini sepertinya siap untuk berisitirahat sejenak dan bitcoin merupakan penyebab utama akan terjadinya hal ini.
Harga Emas mengalami minggu yang sangat volatil pada minggu kemarin. Bisa di lihat dari pergerakan harga yang sempat terkoreksi $40 dan kemudian kembali ke angka $1.900 per oz.
Harga Emas mengalami stagnansi selama beberapa minggu terakhir, namun membentuk area harga bottom, menurut Frank Holmes, CEO U.S Global Investors
Sebentar lagi pemilu Amerika Serikat akan segera di lakukan. Hasil dari pemilu ini sendiri sedikit banyak akan berpengaruh terhadap harga emas.
Harga emas dan perak mengalamai pelemahan pada perdagangan hari Senin. Bahkan untuk harga perak, mengalami pelemahan hingga menyentuh harga terendahnya selama 4 minggu terakhir.
Banyak yang telah terjadi di ranah perdagangan emas pada minggu lalu dan ada kemungkinan kita mulai melihat kembali kenaikan harga logam mulia.
Ketakutan di pasar modal telah mendorong permintaan bagi aset-aset safe haven seperti Emas dan US Dollar meningkat dalam sebulan terakhir.
Harga emas telah menembus $2.000 per oz sejenak sebelum akhirnya kembali terkoreksi dalam. Harga yang meningkat ini pertama kali terjadi semenjak Agustus 2020 dimana pada saat itu harga emas menyentuh harga tertingginya di $1.998.6 per oz.
Dengan meningkatnya ketegangan di kondisi ekonomi global, membuat permintaan akan emas menjadi menguat. Salah satu negara yang mengalami kenaikan permintaan salahs atunya adalah Australia.
Harga emas logam mulia hari ini, Rabu (26/8/2020) kembali mengalami penurunan.
Harga emas terus berada pada kisaran $1.950 per oz. Angka ini juga terlihat sebagai area support bagi harga emas. Emas mengalami kesulitan dalam menarik minat para investor untuk kembali membeli emas, namun menurut salah satu market strategis, posisi emas sebagai logam mulia tetap mengalami keuntungan di tengah ketidak jelasan status US Dollar sebagai mata uang cadangan global.
Para Hedge Funds terus menambah posisi transaksi pembelian emas mereka pada pasar berjangka. Hal ini berdasarkan data dari Commodity Futures Trading Commission dan sudah terjadi selama 7 minggu berturut-turut.
Harga emas sedang berusaha untuk bertahan di angka di atas $1.800, namun para analis memperingatkan para investor akan adanya resiko koreksi dalam waktu dekat seiring dengan menguatnya US Dollar.
Meskipun harga emas sedang mengalami pelemahan minor dan diprediksi akan ditutup negatif pada tahun 2022, emas tetap di pandang akan memasuki 2023 dengan baik. Selain itu para analis juga melihat harga emas dapat mampu menembus angka $2.000 per oz pada tahun depan.
Harga emas akan tetap sensitif terhadap berbagai kebijakan moneter dari Federal Reserve. Meskipun harga emas bergerak menguat beberapa hari ini, para analis melihat bahwa ini masih terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa harga emas sudah memasuki bullish momentum.
Harga emas terjebak di antara kebijakan agresif dari the Fed dan menigkatnya tingkat inflasi. Hal ini dapat membuat harga emas stagnan selama 2022 ini.
Kepala Federal Reserve, Jerome Powell mengatakan bahwa tingkat inflasi yang terjadi dalam masa transisi ini lebih tinggi daripada yang di harapkan.
Harga emas telah melewati harga tertingginya selama 2 bulan terakhir ini, dan sedang menguji titik resistan di angka $1.850 per oz selagi para pelaku pasar menunggu bagaimana peraturan yang akan di tetapkan dalam proses kenaikan suku bunga yang akan di lakukan pada Maret 2022 ini.
Harga Emas dan Perak mengalami performa yang baik menjelang pelantikan Presiden Amerika Joe Biden. Harga Emas dan Perak mengalami kenaikan sebesar 1% disebabkan oleh sentimen positif pasar dimana para pelaku pasar menunggu kebijakan-kebijakan yang akan di sahkan oleh Biden.
Jika melihat pergerakan harga emas dari bull run emas dari tahun 2011, harga emas sempat terkoreksi 40% dari harga tertingginya di July 2011 sampai akhirnya melemah ditutup di angka $1.000 per oz pada tahun 2015.
Para pelaku pasar melihat akan adanya kenaikan suku bunga di bulan Juni ini dan dengan debt ceiling deal siap untuk di vote oleh Congress, emas menguat tipis di angka $1.950 per oz.
Harga emas masih memiliki potensi untuk bergerak menguat meskipun jika Federal Reserve memberi signal hawkish ke para investor pada wawancaranya jumat ini pada acaran annual central bank symposium yang di adakan pada Jackson Hole.
Analis di TD Securities mengatakan bahwa harga emas bisa melemah hingga berada di bawah $1.980 per oz, setelah adanya preliminary US Services PMI data yang menunjukan angka yan glebih kuat, yaitu sebesar 53.7 pada bulan April.
Kondisi ekonomi global saat ini memasuki kondisi baru dimana hal ini belum pernah terjadi sebelumnya, dan kondisi ini sedang menguji kestabilan kondisi finansial secara global. Hal ini di sampaikan oleh Jon Deane, mantan MD di JP Morgan dan sekarang menjabat sebagai CEO Trovio.
Emas berhenti mengalami kenaikan dengan turunnya harga di bawah $1.800 per ons pada hari Selasa, karena tingginya harga dolar menekan logam mulia.
Para pelaku pasar melakukan penjualan terhadap emas di pasar berjangka dan mengakibatkan harga emas menebus support $1.800 per oz pada perdagangan hari ini.
Harga emas menguat setelah adanya kenaikan pada data US Consumer price.
Harga emas yang terkoreksi di bawah $1.900 per oz merupakan awal mula yang baik, namun beberapa analis pasar mengatakan bahwa para investor harus tetap waspada. Terutama karena emas sendiri masih terbilang cukup over priced.
Emas dan perak saat ini tidak seimbang menuju pembukaan Eropa. Emas saat ini diperdagangkan 0,26% lebih tinggi sementara perak telah kehilangan -0,56% dari nilainya. Di kompleks komoditas lainnya, tembaga turun -0,26% dan WTI spot turun -0,54%.
Setelah Federal Reserve melakukan tapering dan data ketenaga kerjaan terbaru telah di rilis, harga emas akhirnya mulai bergerak
Pada perdagangan minggu pertama di 2021, Emas dan Perak telah mengalami kenaikan harga sekitar 1-3%. Sentimen ini di dorong oleh adanya penurunan index Nikkei sebesar 0.68% setelah laporan bahwa Jepang berpotensi memasuki status darurat negara yang disebabkan oleh kenaikan jumlah positif Covid-19 ini.
Harga emas dunia melemah akibat dari sinyal kenaikan suku bunga dari bank sentral Amerika Serikat (The Fed) dan Eropa (Europe Central Bank/ECB).
Harga emas berisiko semakin tertekan pada perdagangan hari ini di tengah meredanya konflik Rusia-Ukraina dan prospek kenaikan suku bunga Federal Reserve. Harga emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, terkoreksi US$31,1 atau 1,59 persen menjadi ditutup pada US$1.929,70 per oz.
Harga emas dalam Dollar Kanada akan mengalami masalah besar minggu ini. Hal ini disebabkan oleh analisa para analis dimana Kanada di prediksi akan menaikan suku bunganya sebanyak 75 basis poin pada minggu ini.
Harga emas di perdagangan berjangka di perdagangkan di kisaran $1.735,6 per oz setelah mengalami pelemahan sebesar $14.1 per oz atau melemah 0.81%.
Harga emas tetap berada dalam tekanan dan tidak terlalu terpengaruh terhadap laporan FOMC Meeting yang terjadi malam tadi.
Harga emas tetap berada pada uptrend jangka panjangnya, namun harga masih perlu melewati masa konsolidasinya. Hal ini di ungkapkan oleh analis dari Haywood Securities, salah satu perusahaan investasi.
Harga Emas melonjak setelah Federal Reserve meyakinkan bahwa suku bunga acuan tidak akan bergerak dalam jangka waktu dekat, walaupun potensi pertumbuhan ekonomi dan inflasi akan meningkat.
Sektor Properti di Amerika terus mengalami perbaikan. Banyak masyarakat yang mulai membeli rumah baru seiring dengan rendahnya suku bunga yang di tawarkan, Hal ini tentu menjadi sebuah beban bagi harga emas itu sendiri.
Dengan meningkatnya ketakutan akan inflasi dan permasalahan supply chain, harga logam mulia terlihat sangat positif untuk beberapa tahun kedepan terutama hingga tahun 2025. Hal ini di ungkapkan oleh S&P Global Market Intelligence.
Harga emas mengalami tekanan setelah laporan Annual Core Personal Consumption Expenditures price index Amerika mencatatkan hasil sesuai dengan ekspektasinya pada bulan Oktober, yaitu di angka 4.1%
Harga emas di perdagangan spot bertahan di atas $1.800 per oz setelah sempat sedikit bereaksi akibat dari laporan ISM (Institute Supple Management) dari sektor servis menunjukan hasil yang lebih rendah dibandingkan dengan proyeksi para pengamat.
Emas merupakan instrumen investasi yang lebih baik dibandingkan Bitcoin dalam hal diversifikasi portfolio dan berpotensi akan memiliki peningkatan lebih tinggi dibandingkan dengan Bitcoin di masa depan. Hal ini diungkapkan oleh Goldman Sachs.
Keinginan investor untuk membeli emas fisik tidak menghentikan emas untuk terkoreksi hingga $1.600 per oz pada akhir tahun ini
Pergerakan bullish dalam bitcoin telah membawa cryptocurrency ke $55.000. Sentimen positif seputar bitcoin tersebut didorong oleh berita bahwa perusahaan investasi yang didirikan oleh miliarder George Soros memiliki sejumlah bitcoin.
Harga emas menguat pada penutupan perdagangan senin kemarin. Hal ini disebabkan oleh karena pelemahan dollar Amerika.
Harga emas masih sedikit fluktuatif karena pasar bereaksi terhadap data manufaktur yang lebih kuat dari perkiraan.
Pasar emas melihat kenaikan langsung setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell terdengar lebih berhati-hati daripada pejabat Fed lainnya ketika berbicara tentang pengurangan, menyatakan bahwa bank sentral dapat mulai mengurangi $ 120 miliar dalam pembelian obligasi bulanan tahun ini.
Dalam 2 hari terakhir, ada rilis berita ekonomi yang cukup signifikan bagi harga emas. Kemarin, harga emas bergerak akibat dari rilis data ADP bagi sektor bisnis private di bulan Juni yang menunjukan hasil hampir 2 kali dari prediksi para ekonom.
Setelah Data makro ekonomi Amerika terakhir di rilis, Harga emas terdorong ke angka tertingginya selama 6 bulan terakhir.
Harga emas terdorong lebih tinggi karena pasar tenaga kerja AS menunjukkan pelemahan lebih lanjut. Hal ini dikarenakan lebih sedikit pekerjaan yang ditemukan di Amerika pada bulan September, sehingga berpotensi menghambat rencana Federal Reserve untuk mengubah kebijakan moneternya sebelum akhir tahun.
Laporan tahunan Tesla menunjukan bahwa mereka akan mengubah komposisi portfolio investasi perusahaan. Bitcoin dan emas sekarang menjadi bagian dari aset perusahaan yang di laporkan sebagai aset lain-lain.
Amerika sedang berada di ambang kebankrutan dan penurunan ekonomi dan cara terbaik untuk melindungi kekayaan anda adalah dengan Emas. Hal ini di sampaikan oleh Yaron Brook, Managing Partner dari BHZ Capital.
Harga emas menurun 0,24% dalam sepekan. Turunnya harga emas dunia merespons rencana bank sentral AS The Fed yang akan melakukan tapering off di tahun ini.
Harga emas yang berhasil bertahan diatas $1.800 per oz telah membuat para spekulan di pasar mulai condong ke penguatan harga emas dibandingkan penurunan.
Harag emas bergerak menguat setelah laporan New York manufacturing secotre mengalami pelamahan pada bulan Mei.
Para investor yang berinvestasi pada logam mulia seperti emas dan perak harus menerima kenyataan bahwa di awal tahun 2023 nanti emas dan perak masih akan mengalami kesulitan untuk menguat. Hal ini disampaikan oleh outlook dari Bank of America untuk proyeksi tahun 2023.
Harga emas terkoreksi oleh penguatan suku bunga obligasi Amerika Serikat yang disebabkan oleh rencana Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga secara agresif pada tahun ini.
Setelah memasuki siklus pengetatan kebijakan dari the Fed, resesi atau perlambatan pertumbuhan ekonomi sangat mungkin untuk terjadi. Namun apakah kondisi ini akan berdampak baik bagi emas?
Harga emas di prediksi bisa menembus titik supportnya yaitu di $1.761 per oz dan bisa jatuh menyentuh harga $1.726 jika di analisa dengan menggunakan wave pattern dan projection analysis.
Kini emas sedang berada diatas angka $1.700 per oz. Apakah ini pertanda bahwa emas akan kembali melaju menuju $1.900? Para analis optimis akan hal ini, namun emas memerlukan katalis baru untuk bisa mencapai harga tersebut.
Pasar ketenagakerjaan Amerika mulai mereda setelah menurunnya lowongan pekerjaan di sektor swasta pada bulan Agustus ini.
Emas terlihat sedang berada pada masa yang sulit, turun 12% sejak Agustus lalu saat logam mulia mencapai rekor tertinggi di atas $2,505 per ons. Namun, Wells Fargo mengatakan bahwa mereka tidak takut terhadap performa yang kurang baik ini.
Serangan Rusia terhadap Ukraina telah memasuki minggu kedua dan krisis kemanuasiaan terus meningkat. Lebih dari 2 juta warga Ukraina mengungsi dan membanjiri negara-negara Eropa dan bagi mereka yang tidak dapat mengungsi sekarang ini sedang mengalami ketakutan akan nasibnya karena mereka dipaksakan untuk bisa bertahan di situasi yang tidak menentu.
Harga emas memiliki potensi untuk bergerak dibawah angka $1.900 per oz pada awal pertengahan tahun ini, namun ini tidak berarti bahwa investor harus putus harapan terhadap masa depan emas sebagai instrumen investasi.
Harga emas dan perak cenderung tidak berubah pada perdagangan hari ini. Para pelaku pasar sedang menunggu berbagai data ekonomi yang akan rilis sepanjang minggu ini.
Harga emas berhasil menyentuh harga tertinggi hariannya setelah data index ISM di bulan Oktober dirilis dan hasilnya berada diatas ekspektasi.
Indeks ISM manufaktur berada pada 60.8% bulan lalu, mengalahkan prediksi para ahli yang menyatakan angka akan berada pada 60,5%.
Konsumsi emas di China selama 9 bulan pertama di 2021 meningkat secara signifikan sebesar 48.4% menjadi 813,59 ton. Peningkatan ini disebabkan oleh permintaan yang terus meningkat seiring dengan pemulihan ekonomi setelah pandemi yang terjadi pada 2020. Angka tersebut termasuk peningkatan konsumsi sebanyak 266,54 ton yang terjadi pada kuartal 3 tahun ini, meningkat sebesar 18,5% jika di bandingkan dengan tahun lalu.
Pasar emas mengalami pelemahan lebih dalam setelah Federal Reserve tetap besikeras untuk menaikan suku bunga, namun jika terlihat ada indikasi dari the Fed untuk menurunkan suku bunga, maka harga emas bisa kembali memasuki trend bullishnya. Hal ini diungkapkan oleh ING.
Harga emas kembali mengalami pelemahan pada perdagangan hari ini. Turunnya harga minyak dunia dan meningkatnya US Treasury Yields menjadi beban bagi harga emas.
Harga emas melemah pada perdagangan hari ini. Pelemahan ini terjadi karena tekanan dari meningkatnya inflasi AS yang membuat The Fed dapat lebih agresif menaikkan suku bunga.
Minggu lalu di mulai dengan optimisme di pasar logam mulia, dengan harga emas dan perak melaju dengan cukup signifikan. Harga emas bahkan sempat menyentuh harga tertingginya selama enam minggu terakhir yaitu di angka $1.800 per oz.
Harga Emas dan Perak membuka perdagangan minggu ini dengan harga yang terkoreksi seiring dengan sikap para investor yang mulai untuk kembali melirik berbagai instrumen investasi lainnya yang lebih beresiko.
Harga emas global mengalami koreksi pada perdagangan minggu lalu. Koreksi yang terjadi sebesar 1.1% ini membuat emas di perdagangkan di angka $1.982,89 per oz.
Beberapa perusahaan pertambangan besar di Ghana akan diwajibkan untuk menjual 20% dari emas mereka ke bank sentral Ghana mulai 1 Januari 2023. Hal ini merupakan bagian dari rencana besar Ghana untuk menukar emas dengan gas bumi / bahan bakar.
Harga emas menguat tipis pada perdagangan hari Selasa, namun saat ini harga kemabli terjebak pada range harga yang tipis seiring dengan para investor yang sedang menunggu hasil US Inflation data dan juga beberapa pertemuan dari bank-bank besar di Amerika pada minggu ini.
Harga emas terus mengalami penguatan setelah data ekonomi ISM (Institute for Supply Management) di rilis.
Kenaikan harga emas telah di mulai sejak pertengahan tahun 2019, namun menurut analis komoditi di Commerzbank. Setelah sempat terkoreksi tajam beberapa bulan ini, harga emas masih lebih tinggi 21% dari sejak awal tahun, dan 23% lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga terendahnya pada maret 2020 ini
Emas memiliki potensi untuk bisa menembus titik resitance krusialnya di $1.750 per oz pada minggu ini.
Barrick Gold, sebuah perusahaan penambang emas baru saja mengeluarkan laporan keuangan kuartal I 2021.
Emas sebagai instrumen investasi, sebenarnya bukan hanya sebagai perlindungan terhadap inflasi semata, namun bisa di pakai untuk perlindungan dari suku bunga
Harga emas kembali mengalami pelamahan seiring dengan adanya kenaikan tingkat inflasi dan ini masih merupakan ancaman ekonomi secara globa
Harga emas terus berada di area konsolidasi bahkan setelah Federal Reserve mengatakan bahwa mereka tetap tidak mengkhawatirkan ancaman inflasi ataupun suku bunga obligasi.
Harga emas terus mengalami pelemahan mesikipun dalam tekanan inflasi yang terus meningkat dan harga-harga produksi terus meningkat lebih dari apa yang di prediksi.
Harga Emas menurun hampir $100 pada perdagangan senin setelah Pfizer dan BioNtech mengumumkan potensi vaksin untuk Covid-19. Meski demikian beberapa analis memperingatkan bahwa aksi jual yang terjadi setelah kabar tersebut tersebar, bisa merupakan aksi panic selling dan dapat segera rebound.
Harga emas mengalami sedikit penguatan pada perdagangan hari ini. Logam mulai aini mengalami penguatan setelah melemahnya US Dollar index dan tinggunya harga minyak bumi, serta US Treasury yields yang juga mengalami pelemahan. Faktor-faktor ini memicu aksi pembelian pada safe have aset seperti emas dan perak.
10 ancaman besar yang mungkin terjadi bagi dunia, termasuk perang, kenaikan hutang dan permasalahan demografi akan membuat para investor memilih emas sebagai aset pelindung nilai investasi mereka.
Harga emas telah menyentuh titik terendah untuk sekarang ini, namun masih belum ada konfirmasi bahwa harga emas telah memasuki siklus bullishnya. Hal ini diungkapkan oleh Chris Vermeulen, Chief Market Strategist di TheTechnicalTraders.com
“Ada banyak alasan untuk menyimpan emas sekarang ini. Di tengah ketidakpastian ekonomi dan pemilu Amerika yang akan berlangsung serta pandemi Covid-19 yang belum mereda, emas merupakan salah satu pilihan yang aman bagi para investor. Saya akan tetap membeli emas terutama pada saat terjadi koreksi harga. Koreksi harga yang terjadi merupakan peluang bagus untuk membeli emas. ” Ujar Jeff Clark.
Harga emas mendapatkan moemntum baru setelah berhasil menembus angka $1.850 dan indikator moving average 200. Menurut beberapa analis, harga emas bisa mendapatkan tambahan sentimen positif dari volatilitas harga crypto yang sedang tinggi-tingginya.
Harga emas diprediksi akan terus menguat dan pada akhirnya menembus harga $2.000 per oz. Hal ini terjadi karena krisis perbankan yang terjadi saat ini merupakan krisis yang terbesar sejak 2008, dan musibah ini masih jauh dari kata selesai.
Penurunan harga emas terus terjadi setelah emas sempat diperdagangkan diatas titik support kritikal di $1.700 per oz
Pada minggu ini, emas berada di bawah angka $1.900 per troy oz setelah tertahan di harga tersebut setelah beberapa minggu.
Pasar emas tidak dapat menguat meski data pembelian rumah di Amerika tidak meningkat bulan lalu.
Harga emas di pasar berjangka di buka menguat pada angka $1.678 pe oz setelah emas sempat berada pada angka rendah di kisaran $1.667 per oz.
Setelah mencapai peningkatan dua digit Senin lalu, harga emas berhenti di bawah $1,800 per ons. Dan beberapa analis memberi peringatan akan kembali terjadinya penjualan jika level $1,800 terbukti merupakan poin resistensi yang terlalu kuat.
Harga Emas sedang memasuki kondisi yang cukup mengkhawatirkan, namun menurut beberapa firma investasi, situasi yang terjadi sekarang yang meliputi meningkatnya tngkat inflasi dan kondisi ekonomi global yang masih belum sepenuhnya pulih, dapat menjadi faktor pendukung bagi emas.
Harga emas kembali tertahan di angka yang sekarang sudah sangat familiar, yaitu $1.800 per oz. Hal ini disebabkan oleh para investor yang sudah mulai masuk ke instrumen emas karena telah melihat potensi untuk kenaikan suku bunga akan terjadi pada bulan Maret ini.
Harga emas di buka dengan tanpa adanya pergerakan harga yang berarti setelah sempat mengalami sedikit penguatan pada minggu ini.
Harga Emas belakangan ini tidak bisa dianggap terlalu tinggi, terutama di tengah tekanan oleh para pembuat keputusan di berbagai negara yang ingin memberi berbagai stimulus ekonomi seperti mencetak uang, penurunan bunga, dan berbagai kondisi politik.
Meskipun emas di pasar berjangka masih di perdagangkan dibawah angka $1.750 per oz, harga emas batangan di pasaran masih terlihat beberapa ratus dollar lebih tinggi. Hal ini diungkapkan oleh Chief Market Strategist di Valaurum, Ed Moy. .
Sentimen Negatif terus menyerang harga emas. Hal ini menunjukan bahwa emas belum siap untuk terus melanjutkan penguatan harganya. Namun, beberapa analis mengatakan bahwa ada potensi bahwa saat ini harga emas mungkin sudah menyentuh harga terendahnya.
Harga emas dibuka tak bergerak banyak pada perdagangan hari ini. Meski begitu emas masih dalam trend bullishnya dan dapat melanjutkan kenaikan harganya yang telah terjadi dalam dua minggu terakhir akibat adanya penurunan dolar Amerika Serikat.
Para investor emas sedang mengalami kebingungan akan pergerakan harga emas pada tahun ini. Harga emas telah melemah sebanyak 5% pada tahun ini. Namun dibalik pelemahan harga emas ini, Analis dari Bank of America mengatakan bahwa ia memiliki pandangan yang positif bagi harga emas kedepannya.
Bagi Dr. Nicole Adshed-Bell, direktur di Cupel Advisory Group, Harga emas tetap pada jalur uptrednya.
Awal bulan ini, Adshead-Bell berbincang dengan Kitco pada Deutche Goldmesse show di Frankfurt, Jerman. Mereka mengatakan bahwa kita sekarang tidak sedang berada pada permulaan dari bull market, dimana sangat mudah untuk mendapatkan keuntungan.
Pasar saham Amerika sepertinya sedang mengalami apa yang Jepang alami pada tahun 1990an, masuk kedalam kondisi stagnan sebelum akhirnya memasuki fase pemulihan
Harga emas diperdagangkan di kisaran harga yang rendah, namun tidak mendapatkan tekanan yang signifikan bahkan setelah the Fed terus berjuang melawan tingkat inflasi yang terus meningkat seiring dengan laporan CPI yang lebih tinggi dari prediksi para analis.
Harga emas berpotensi melemah setelah meningkatnya minat investor terhadap US Dollar dan meningkatnya kekhawatiran perang di Ukraina yang terus berlanjut.
Emas memulai perdagangan minggu ini dengan baik. Harga Emas kembali menanjak menuju resistant terdekat di $1.850, setelah sempat drop di bawah $1.800 minggu lalu.
Minggu kemarin merupakan minggu yang cukup baik bagi instrument emas. Harga emas sedang mencoba menanjak ke angka $1.900 per oz
Harga emas dunia kembali mengalami penurunan bertahap selama seminggu kemarin. Sejak sempat menembus rekor harga emas tertinggi di $ 2.000 per troy/oz, harga emas terus mengalami koreksi dan belum bisa mempertahankan posisinya
Dalam kondisi ekonomi seperti sekarang, pertanyaannya bukanlah, apakah ekonomi secara global akan memasuki fase resesi, namun kapankah kita akan memasuki resesi. Pernyataan in idi sampaikan oleh Haywood Securities.
Harga Emas dunia kembali mengalami penekanan harga, dikarenakan harga nilai US Dollar terus mengalami kenaikan.
Harga Emas dunia terus mengalami penekanan setelah tidak bisa mempertahankan posisi harga 2,000 USD/oz minggu lalu.
Harga emas terus bertahan di kisaran $2.000 per oz, seiring dengan para ekonom memprediksi akan adanya perlambatan kebijakan dari resesi akibat dari data manufaktur Amerika yang menunjukan angka yang lebih baik daripada prediksi para analis.
Peningkatan inflasi yang terus terjadi membuat pergerakan harga di pasar emas menjadi meningkat dengan cukup signifikan. Hal ini disebabkan juga oleh keputusan para Hedge Funds untuk mulai mengalihkan porsi portfolio investasi mereka ke pasar emas, dimana emas dianggap sebagai instrumen investasi yang aman.
Harga emas melemah sedikit pada perdagangan hari ini. Harga emas melemah akibat dari profit taking dari para pelaku pasar. Emas sendiri tercatat melemah sebanyak $1.50 dan menjadi diperdagangkan diangka $1.979,3 per oz.
Harga Emas terlihat tidak bergerak kemana-mana dalam jangak pendek ini, bisa dilihat dari harga yang tetap sama sejak 3 bulan lalu di July akhir, dan kita mulai bertanya-tanya apakah harga emas akan kembali terjadi kenaikan harga?
Harga emas sekarang ini sedang di perdagangkan pada area netral dan berada pada angka realtif tinggi hampir mendekati harga tertingginya dalam 5 bulan terakhir setelah the Fed melaporkan bahwa ada kenaikan pada sektor manufaktur yang melebih proyeksi sebelumnya.
Harga emas melaju ke harga tertinggi hariannya setelah Jerome Powell dari The Fed menjanjikan permasalahan yang terjadi di Amerika sekarang seperti perekonomian, ketenagakerjaan dan juga tingkat inflasi akan bisa di tangani dengan baik.
Setelah melemah selama 5 minggu terakhir, harga emas akhirnya berhasil menutup minggu dengan positif. Para analis mengatakan bahwa harga emas akan ditentukan oleh hasil pertemuan the Fed untuk memberikan laporan akan data ketenagakerjaan bulan Februari kemarin.
Rober Kiyosaki, penulis buku best seller "Rich Dad Poor Dad", mengatakan bahwa sekarang ini merupakan momen yang baik untuk mulai menambah aset-aset aman seperti emas. Hal ini di dasari oleh proyeksi the Fed yang akan terus melakukan kebijakan-kebijakan agresif dalam rangka memerangi tingkat inflasi yang terus meningkat.
Meskipun emas sempat di tutup di angka positif pada perdagangan kemarin, jumlah transaksi kontrak berjangka emas mengalami penurunan. Hal ini di sebabkan oleh para trader yang sedang menunggu hasil laporan dari CPI atau Consumer Price Index yang akan di umumkan hari ini.
Harga Emas gagal menembus titik resistance di harga $1.850 per oz minggu lalu, sehingga bisa berpotensi untuk kembali terkoreksi ke harga $1.800 per oz.
Tahun 2020 merupakan tahun yang fenomenal untuk instrumen investasi emas. Banyak uang yang beredar di pasar Emas, sehingga membuat harga emas itu sendiri melonjak di tahun ini. Tetapi melihat perkembangan yang ada, Jim Steel, Analis dari HSBC merasa akan sulit untuk emas bisa naik dengan signifikan lagi dalam jangka waktu dekat.
Harga emas internasional dibuka menguat pada perdagangan Senin pagi usai beberapa negara barat berencana melarang impor logam dari Rusia. Langkah ini diprediksi dapat mengurangi intesitas Rusia dalam menginvasi Ukraina.
Pemulihan ekonomi yang cukup agresif, meningkatnya tingkat suku bunga dan berbagai insentif pemerintah membuat para investor institutional kurang berminat terhadap instrumen emas.
Harga Emas dan Perak memulai perdagangan minggu ini dengan tekanan penjualan yang tinggi.
Sepertinya masih kesulitan untuk mendatangkan investor - investor baru untuk terjun berinvestasi ke instrumen investasi emas
Harga emas mengambil keuntungan setelah kurs US Dollar mengalami pelemahan dan suku bunga obligasi mengalami koreksi.
Para investor sedang menunggu kebijakan moneter yang akan terjadi seiring dengan terus meningkatnya tekanan inflasi, bagaimana the Fed akan bertindak serta kondisi di Ukraina.
Meskipun harga emas mengalami kesulitan dalam menarik momentum bullish, para analis melihat bahwa dukungan untuk harga emas dapat naik sekarang berada di tangan para pelaku pasar.
Pasar emas terus berada di bawah tekanan dan di bawah level psikologis kritis $1.800 per ounce bahkan ketika sektor perumahan AS mendingin sesuai dengan ekspektasi, menurut data terbaru dari National Association of Realtors (NAR).
Robert Kiyosaki, Penulis buku “Rich Dad Poor Dad” memproyeksikan Bitcoin akan menanjak hingga 1 Juta Dollar dalam waktu 5 tahun.
Tekanan inflasi terlihat tidak akan mereda dalam jangka waktu dekat seiring dengan adanya kenaikan harga-harga yang cukup tinggi.
Harga Emas mengalami penguatan singkat pada perdagangan sesi New York pada hari senin ini. Penguatan ini merupakan reaksi pantulan dari harga emas yang sempat terjun dalam minggu lalu.
Di tengah koreksi harga emas yang sedang sekarang terjadi, para pakar dari Quadriga Igneo Fund masih optimis dengan harga emas yang bisa menyentuh angka $3.000 - $ 5.000 per oz untuk 3-5 tahun kedepan.
Setelah menembus rekor pembelian emas tertingginya pada tahun 2022, para bank sentral dunia masih sangat tertarik dalam mengakumulasi emas. Hal ini di sampaikan oleh World Gold Council (WGC).
Harga emas telah turun lebih dari $200 semenjak pembukaan tahun 2021, dan para investor emas sedang mencari signal baik yang bisa mengakhiri perjalanan down trend dari emas ini.
Harga emas diperkirakan akan diperdagangkan di kisaran $ 1.850 per oz sepanjang minggu ini.
Sentimen pada pasar emas belakangan ini cukup fluktuatif seiring dengan harga harga yang tertahan; meski demikian, prospek logam mulia jelas melemah karena emas jatuh melewati garis support, mengikuti data pekerjaan yang jauh melebihi ekspektasi.
Harga emas mulai stabil di angka kisaran $1.900an, tertinggi selama 5 bulan terakhir.
Pasar emas terus berjuang untuk mengikuti momentum bullish yang berkelanjutan dengan harga yang berada pada sekitar $1.750 per ounce mengikuti data manufaktur AS yang lebih baik dari perkiraan.
Kebijakan fiskal Amerika yang akan memberikan paket stimulus ekonomi, akan menjadi pendorong harga emas bahkan bisa menyentuh harga $ 2.200 /oz pada akhir 2020 dan $2.300 pada awal 2021.
Harga emas medapatkan sentimen positif dari laporan ekonomi Amerika yang terus memburuk, dan hal ini membuat TD Sekurities optimis bahhwa harga $1.900 bisa di capai dalam jangka waktu dekat
Pasar emas tetap berada pada level sesi tertinggi di angka $1,800 per ons karena momentum pada pasar perumahan AS merendah dengan sedikitnya jumlah rumah baru yang dibangun pada bulan Juli.
Penurunan emas yang cukup tidak terduga, yang turun dari harga $1,820 per ons hingga di bawah $1,700 per ons, hanya merupakan dip pada tren kenaikan, menurut Bloomberg Intelligence.
Harga emas internasional menguat tipis pada perdagangan hari ini. Hal ini terjadi akibat dolar terkoreksi dan para investor menantikan pidato Gubernur Federal Reserve AS (The Fed) Jerome Powell di simposium Jackson Hole untuk memberi petunjuk tentang kenaikan suku bunga dan perkembangan ekonomi.
Harga emas dibuka menguat pada perdagangan Jumat setelah mata uang dolar turun dari puncaknya dua dekade terakhir.
Jumlah hutang yang Amerika miliki sekarang tidak bisa di imbangi dengan kenaikan suku bunga dan jumlah uang yang akan terus di cetak oleh the Fed.
Harga Emas sedang mengalami penguatan yang cukup signifikan. Pada perdagangan Seninkemarin, harga emas dunia di pasar spot berada di posisi US$ 1.771,19 per troy oz atau menguat 0.03% Harga tersebut adalah yang tertinggi sejak 16 Agustus 2022 atau hampir tiga bulan terakhir.
Harga emas melemah setelah sempat menguat pada perdagangan kemarin.
Bank Sentral Singapura menambah persediaan emasnya sebanyak 20% tahun ini. Penambahan emas ini merupakan aksi pembelian emas pertama kali selama 2 dekade terakhir.
Harga emas masuk kedalam fase konsolidasi meskipun saat ini diperdagangkan pada segmen positif.
Dengan harga emas yang kembali melemah, logam mulia ini sepertinya siap untuk berisitirahat sejenak dan bitcoin merupakan penyebab utama akan terjadinya hal ini.
Pasar Emas dunia mengalami tekanan dikarenakan aksi jual besar-besaran yang mengakibatkan harga emas menembus titik support psikologis di $1.900 per troy/oz.
Harga Emas biasanya memiliki hubungan erat dengan inflasi, emas juga terpengaruh perubahan suku bunga. Apabila bunga melebihi tingkat inflasi, maka emas akan mengalami tekanan. Hal ini di ungkapkan Lobo Tiggre dari The Independent Speulator.
Suku bunga obligasi pemerintah AS 10-tahunan mengalami pelemahan. Suku bunga obligasi turun hampir 3,7% dan menuju pelemahan minggu ketiga berturut-turut. Data ekonomi yang dirilis pada hari yang sama juga mendukung harga emas untuk mengalami penguatan.
Harga emas dan perak mengalami penurunan tajam setelah Bank Sentral Amerika masih menunjukan sikap hawkishnya. Harga emas turun sebanyak $34.8 per oz dan di perdagangkan di angka $1.819.8 per oz sedangkan perak di perdagangkan di angka terendah selama 5 bulan terakhir di angka $20.21 per oz.
Ahli strategis di Credit Suisse mengatakan bahwa emas tetap berada pada kisarannya, namun dapat dibatasi pada nilai tertinggi Juli/Agustus di $1.832.
CDC mengkonfirmasi bahwa California dan San Francisco Department of Public Health telah mengidentifikasi dan mengkonfirmasi mengenai adanya virus Covid-19 varian baru yaitu Omicron yyang telah masuk ke Amerika. Berita ini tidak terlalu mengejutkan karena seiring dengan mulai menyebarnya varian baru Covid-19. Orang yang teridentifikasi terinfeksi Covid-19 varian Omicron ini telah mendapatkan vaksin 1 dan 2 nya namun belum sempat mendapatkan booster.
Harga emas kembali terkoreksi ke angka dibawah $1.800 per oz, turun hampir $40 setelah Jerome Powell, Chairman The Fed dan Janet Yellen, Treasury Scretary memberikan testimoni kepada para senat Amerika.
Pengamat Komiditas di Commerzbank sedang memperhatikan meningkatnya permintaan logam mulia di dunia.
China mengalami peningkatan permintaan pada awal tahun 2021 ini, di waktu yang sama India sedang mengalami gelombang Covid-19 yang dasyat sehingga mempengaruhi permintaan emas dari negara ini.
Harga emas melemah pada awal perdagangan sesi hari ini.
Hal ini terjadi karena terjadi rebound yang solid dalam indeks saham AS dan terjadinya penguatan suku bunga obligasi yang menjadi beban harga emas.
Harga emas sempat mencoba menyentuh harga $1.800 per oz minggu ini, dimana harga ini merupakan harga yang cukup krusial. Menurut para analis, apabila harga $1.800 ini tertembus, maka harga emas akan bisa melaju menuju $1.900 per troy oz.
Harga emas bertahan di atas $1.900 per oz sembari para investor menunggu testimoni Jerome Powell sebagai ketua The Fed kepada para anggota kongres minggu ini