Untuk Info LM: (021) 4586-3943, (021) 4586-3945
Untuk Info Valas: (021) 4586-3788, (021) 4586-3789
Harga emas diprediksi akan mengalami kenaikan tipis pada tahun 2025, meskipun menghadapi sejumlah tantangan ekonomi global. Dalam laporan terbarunya, Capital Economics memperkirakan logam mulia ini akan naik dari kisaran $2.650 menjadi $2.750 per ons pada akhir tahun.
Joe Maher, ekonom dari Capital Economics, mengungkapkan bahwa meskipun terjadi penurunan sekitar 6% pasca pemilihan dan situasi geopolitik, beberapa faktor fundamental masih mendukung potensi kenaikan harga emas. Salah satu pendorong utamanya adalah permintaan yang solid dari pasar China.
Ekonom tersebut mencatat bahwa melambatnya ekonomi China, buruknya kinerja pasar ekuitas, dan permasalahan di sektor properti berpotensi meningkatkan daya tarik emas sebagai instrumen investasi. Selain itu, kecenderungan bank sentral untuk terus menambah cadangan emas juga menjadi faktor penting.
Kekhawatiran akan keberlanjutan fiskal global turut memberikan dukungan tambahan. Pertumbuhan utang publik yang terus meningkat dan menurunnya kepercayaan terhadap mata uang fiat diperkirakan akan mendorong minat investor terhadap emas sebagai aset pengaman.
Meskipun demikian, Capital Economics memperingatkan adanya beberapa tantangan, seperti potensi penguatan dolar dan imbal hasil Treasury yang dapat memberikan tekanan pada harga emas. Namun, sejarah menunjukkan bahwa apresiasi dolar tidak selalu berbanding lurus dengan penurunan harga emas.
Kesimpulannya, Capital Economics optimistis bahwa faktor-faktor seperti permintaan China, pembelian bank sentral, dan kekhawatiran fiskal akan mampu mengimbangi tantangan yang ada, mendorong harga emas tetap stabil dengan kecenderungan sedikit naik pada tahun 2025.