Untuk Info LM: (021) 4586-3943, (021) 4586-3945
Untuk Info Valas: (021) 4586-3788, (021) 4586-3789
Harga emas terjebak di antara kebijakan agresif dari the Fed dan menigkatnya tingkat inflasi. Hal ini dapat membuat harga emas stagnan selama 2022 ini.
Harga emas terjebak diantar kenaikan suku bunga yang tinggi akibat dari kebijakan yang di ambil oleh the Fed untuk memerangi tingkat inflasi yang tinggi, dan kecemasan akan semakin tingginya tingkat inflasi jika kebijakan moneter yang sebelumnya ditujukan untuk memerangi inflasi itu sendiri gagal untuk meredakan tingkat inflasi yang semakin tinggi dan memicu kondisi ekonomi global semakin memburuk.
Ketidakpastian ini memicu harga emas untuk berada pada sebuah range harga yang besar meskipun terdapat volatilitas yang tinggi pada pasar keuangan. Jika dilihat secara ekonomi makro, maka tahun 2022 ini yang seharusnya menjadi fokus adalah bagaimana semua pemegang kebijakan dapat meredakan inflasi dan mencegah resesi ekonomi global.
Emas akan terus menjadi sebuah pilihan yang aman jika dilihat dari sifat aset itu sendiri, dimana emas memiliki sifat sebagai safe haven yang artinya aset investasi yang mampu menahan nilai uang di tengah krisis terjadi. Terlebih dengan kondisi geopolitk yang masih tidak membaik, dan juga kekhawatiran akan volatilitas yang terjadi pada pasar keuangan.
Jika dilihat dari faktor-faktor makro, emas berpeluang untuk melemah selama 6 bulan kedepan hingga akhir 2022. Hal ini di dasari oleh ketidakpastian akan kebijakan apa yang akan di ambil the Fed dalam memerangi inflasi, dan bagaimana kebijakan tersebut berdampak secara ekonomi pada keseluruhannya.
Sumber : KitcoNews