Untuk Info LM: (021) 4586-3943, (021) 4586-3945                 Untuk Info Valas: (021) 4586-3788, (021) 4586-3789

Close

Change Language

Close Language Selection

Pemilu Amerika, Cadangan Emas. Akankah Emas Akan Semakin Mahal?

Pemilu Amerika, Cadangan Emas. Akankah Emas Akan Semakin Mahal?

Investor emas dan perusahaan penambang emas akan di untungkan, siapapun yang memenangkan Pemilu Amerika. Hal ini di sebabkan oleh kebijakan fiskal besar yang akan di luncurkan oleh siapapun pemenang pemilu. Pendapat ini disampaikan oleh James Rasteh, CIO dari Coast Capital.

Amerika akan mencetak banyak uang cash yang akan memberi dampak positif untuk emas. Kebijakan moneter dan fiskal dari kedua kandidat presiden hampir sama. Untuk kebijakan fiskal berupa pengurangan pajak, ditujukan untuk menaikan daya beli sehingga dapat mendongkrak kegiatan ekonomi, yang dimana akan memberi efek defisit. Hal ini tentu akan mendorong para investor untuk mengalihkan dana investasi mereka ke instrument aman berupa emas dan akan menaikan harga emas itu sendiri.

Disisi lain supply persediaan emas itu sendiri menjadi salah satu faktor, menurut laporan dari World Gold Council mengatakan bahwa permintaan dan persediaan emas menurun pada quarter 3 hal ini di sebabkan oleh pandemi covid-19. Para penambang emas mengeluarkan lebih banyak modal untuk mencari dan menambang emas, dan saat mereka menemukan emas, kualitas yang di dapatkan tidak sebagus emas-emas sebelumnya. Oleh karena itu para perusahaan penambang emas akan memproduksi 50% dari kapasitas supply emas biasanya.

Menurut rasteh daru WGC, modal yang di investasikan di pasar emas, sedang dialihkan ke pasar keuangan. Di karenakan para perusahaan penambangan besar sedang tidak dapat menemukan sumber emas yang baru dan mereka sedang kekurangan cadangan persediaan. Apa yang sekarang di lakukan adalah para perusahaan besar ini mencari perusahaan-perusahaan tambang yang lebih kecil namun memiliki cadangan persediaan yang besar sehingga mampu memberikan supply yang cukup kepada market.

Sumber : CNBC